Friday, July 31, 2015

CERITA SEKS - PENYESALAN YANG DATANG TERLAMBAT


“Dadanya montok, sayang kakinya bisulan. Yang satu itu boleh juga, wah, celana dalamnya berwarna hitam” Andy sedang duduk di kantin kampusnya bersama teman-temannya. Biasanya Andy suka bercanda dan tertawa keras-keras bersama teman-temannya. Tapi beberapa hari ini dia kelihatan agak lain dari biasanya. Bila sedang berada di kantin sekolah, dia kelihatan asyik memandangi orang-orang yang lewat, atau lebih tepatnya cewek-cewek cantik dan seksi yang sedang lewat.

Tiba-tiba Tono yang sedang duduk di samping Andy menepuk bahunya sambil berkata. “Hei, ada apa denganmu? Kamu liat apa sih? Kok diam aja dari tadi.”
“Ah… tidak….” Jawab Andy, pandangannya tetap terarah pada cewek cakep yang sedang duduk di seberang meja. Andy sedang mencoba untuk melihat celana dalam cewek tersebut.
Tono mencoba mengikuti pandangan Andy, lalu dia tertawa keras-keras sambil menepuk-nepuk bahu Andy lebih keras dari sebelumnya.

“Ada apa sih, sakit tau.” Kata Andy dengan kesal.
“Jangan-jangan… kamu tertarik ama si Susi yah.” Kata Tono.
“Apa… maksudmu.” Wajah Andy sedikit memerah, karena ketahuan sedang memandangi Susi.
“Andy tertarik ama Susi? Wah ini berita besar nih. Ntar kita sebarkan pada teman-teman sekelas.” Kata Iwan yang duduk berhadapan dengan Tono.
“Hei, jangan macam-macam ya kalian. Awas kalo kalian berani bilang.” Ancam Andy.
“Wah, mengancam nih. Ini berarti… dia memang ada maksud sama si Susi.” Tawa Iwan.
“Ah sudahlah, bosan aku bicara sama kalian.” Kata Andy sambil bangkit berdiri dari kursinya dan kembali ke kelasnya.
“Udah bosan sama kita katanya.” Ledek Tono. “Sekarang dia udah mau sama si Susi.”

Teman-teman lain yang juga duduk satu meja dengan Andy tertawa terbahak-bahak.

Saat ini Andy sedang memasuki tahun kedua pada kuliahnya. Entah kenapa, akhir-akhir ini, gairah sex Andy menjadi lebih tinggi dari biasanya. Setiap kali melihat cewek seksi yang pakai rok mini lewat, dia suka berangan-angan sedang bercumbu dengan cewek tersebut, melepaskan BH dan celana dalamnya perlahan-lahan, kemudian meremas-remas kedua dadanya, lalu mengelu-elus vagina-nya yang lembut….

“Aku pulang.” Kata Andi.

Seperti biasanya, setelah melemparkan tasnya ke dalam kamarnya, dia langsung menuju dapur untuk mencari sesuatu untuk dimakan. Akan tetapi, alangkah terkejutnya dia, saat dia sampai di dapur, dia melihat seorang cewek berambut panjang yang tidak dikenalnya sedang memasak indomie.
Andy spontan berkata dengan agak kasar. “Siapa kamu!”

Cewek itu membalikkan tubuhnya, dan terlihatlah dua buah dada yang besar dan montok, pinggul yang ramping serta sepasang kaki yang halus.

Andy terkesima sejenak, apalagi cewek itu sedang mengenakan celana pendek serta T-shirt berwarna putih yang tidak menutupi bagian pusarnya.
“Er… saya… saya mahasiswa baru yang akan menginap disini.” Jawab cewek itu, wajahnya yang cantik dan polos kelihatan cemas dan khawatir, karena dia takut dia akan disangka maling.

“Oh iya.” Kata Andy. Dia baru teringat akan perkataan orang tuanya, bahwa ruang kosong yang ada di lantai satu akan disewakan kepada dua orang mahasiswa tahun pertama.
“Tapi… bukankah ada dua orang? Yang satu lagi ada dimana?” Tanya Andy.
“Er… teman saya besok baru bisa datang.” Jawab gadis itu.
“Oh, begitu ya, em… nama saya Andy. Barusan… sori yah, soalnya saya lupa.” Kata Andy dengan wajah yang agak memerah, soalnya barusan dia telah membentaknya dengan keras.
“Oh, tidak apa-apa. Nama saya Elisa.” Kata gadis itu.

*****

Jam di dinding menunjukkan pukul 5 sore. Andy sedang duduk di lantai kamarnya, nafasnya terengah-engah, tangan kirinya sedang membalik-balik halaman majalah Playboy yang dia pinjam dari temannya, sementara tangan kanannya sedang mengocok-mengocok penisnya dengan cepat.

Tidak lama kemudian, saat dia merasa akan orgasme, dia cepat-cepat mengambil kantong plastik yang sudah disediakan disampingnya, lalu disemprotkan spermanya ke dalam kantong plastik tersebut.

Untuk beberapa saat, Andy duduk termenung di lantai kamarnya, sambil membayangkan tubuh Elisa yang seksi.

*****

Malam itu, Andy tidak bisa tidur. Setelah berguling-guling di tempat tidurnya selama setengah jam, akhirnya dia memutuskan untuk turun ke dapur untuk mencari makanan. Orang tua Andy sedang bepergian keluar kota bersama kedua adiknya yang kebetulan sedang liburan. Mereka baru pulang pada keesokan harinya, jadi rumah Andy menjadi lebih sepi dari biasanya.

Malam itu rumah Andy hanya dihuni oleh 4 orang, yaitu : Andy, tantenya, seorang pembantu rumah tangga, dan mahasiswi yang baru masuk itu.

Kamar Andy terletak di lantai dua, sementara kamar tantenya, dan kamar si pembantu rumah tangga terletak di lantai tiga.

Saat Andy tiba di lantai satu dan hendak menuju ke dapur, dia melihat Elisa baru saja keluar dari toilet sambil mengenakan piyama yang sedikit tembus pandang. Elisa melihat ke arah Andy dan tersenyum, kemudian dia langsung menuju ke kamarnya yang terletak di lantai satu.

*****

Jam dinding yang tergantung di dapur menunjukkan pukul 12.30 malam. Andy sudah menghabiskan semangkuk indomie, dan sekarang sedang duduk melamun di dapur. Dia tidak bisa melupakan lekuk tubuh Elisa yang seksi itu. Semakin dipikir, Andy semakin bernafsu, dan akhirnya, setelah duduk melamun di dapur selama sepuluh menit, Andy memutuskan untuk memasuki kamar Elisa dan melihat tubuhnya secara langsung.

Mula-mula Andy kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci kamar Elisa yang dititipkan ibunya kepadanya. Ibu Andy takut kalau-kalau mahasiswi yang baru masuk itu akan melakukan perbuatan terlarang di kamar tersebut, sehingga dia menitipkan kunci cadangan kepada Andy.

Andy lalu turun lagi ke dapur dan mematikan lampu dapur, sehingga sekarang suasananya menjadi gelap gulita. Setelah itu Andy langsung menuju ke kamar Elisa. Saat Andy memasukkan kunci tersebut dan memutarnya, terdengar bunyi “Klik!” yang lumayan keras, karena waktu itu sudah larut malam, sehingga bunyi yang kecil pun terdengar cukup jelas.

Andy menunggu sejenak karena takut kalau-kalau Elisa terbangun. Setelah memastikan bahwa Elisa masih tertidur lelap, dia lalu memasuki kamar Elisa, menutup pintu tersebut dengan perlahan-lahan, dan mengunci pintu tersebut, untuk berjaga-jaga.

Andy lalu bergerak ke tempat tidur Elisa. Elisa tidak menutup tirai jendela kamarnya, sehingga cahaya bulan yang berasal dari luar adalah satu-satunya penerangan di kamar itu, tapi cukup bagi Andy untuk melihat sekeliling ruangan.

Saat itu Elisa sedang tidur menghadap ke samping sambil memeluk gulingnya. Andy lalu berdiri di samping tempat tidur Elisa sambil menatap posisi tidurnya. Saat Andy melihat wajah Elisa yang polos dan lembut, untuk sesaat gairah sexnya hilang, digantikan oleh suatu perasaan aneh yang bergejolak di hatinya.

Namun saat Andy melihat punggung Elisa, terlihat baju piyamanya agak tersingkap ke atas, dan celana dalamnya yang berwarna cerah menyembul keluar dari celana panjangnya. Tiba-tiba saja, gairah sex Andy muncul kembali.

Andy lalu dengan tangan yang gemetaran mencoba memegang pantat Elisa, dan pada saat tangannya bersentuhan dengan pantat Elisa, kontan batang penis Andy menegang.

Andy biasanya hanya melihat cewek bugil melalui majalah atau VCD porno saja, jadi dia tidak pernah melihatnya secara langsung. Pada saat ini, seorang cewek seksi sedang terbaring di depan matanya, tentu saja gairah sex-nya langsung mencapai batas maksimal.

Akhirnya Andy tidak tahan lagi. Dia lalu memutarkan tubuh Elisa ke arahnya, melepaskan tangan Elisa dari gulingnya, lalu mengambil guling tersebut dan meletakkannya di atas lantai.

Kemudian Andy melepaskan kancing baju Elisa satu persatu. Saat Andy selesai membuka baju tidur Elisa, terlihatlah, BH yang berwarna putih dan bercorak bunga-bunga menutupi buah dada Elisa yang besar, pada saat ini, batang penis Andy kontan menegang hingga batas maksimal. Saat-saat ini hampir sama seperti saat Andy melihat gambar porno untuk pertama kalinya.

Dengan tangan yang semakin gemetaran, Andy lalu mengelus-elus dada Elisa yang masih terbungkus BH itu dengan perlahan-lahan. Saking bergairahnya, Andy bahkan merasakan bahwa batang penisnya ikut bergetar.

Andy lalu menurunkan celana panjang Elisa perlahan-lahan sampai pada lututnya, dan terlihatlah celana dalam Elisa beserta pahanya yang mulus.

Tangan kanan Andy lalu mengelus-elus paha Elisa yang lembut itu, sementara tangan kirinya meremas-remas bagian atas dada Elisa yang tidak tertutup oleh BH dengan perlahan-lahan. Setelah mengelus-elus paha dan dada Elisa selama beberapa saat, Andy merasa bahwa dia sudah tidak tahan lagi. Ingin rasanya dia melepaskan celana dalam Elisa, dan menusukkan batang penisnya kuat-kuat ke dalamnya.

Akan tetapi, pada saat inilah Elisa terbangun dari tidurnya. Saat Elisa membuka matanya, dia sangat terkejut karena seseorang sedang berdiri di samping tempat tidurnya sambil memegangi paha dan dadanya. Kontan dia menjerit “Tolong…!”

Melihat hal ini, secara refleks Andy langsung menutup mulut Elisa dengan tangan kanannya, dan dia juga segera tidur tertelungkup di atas tubuh Elisa supaya Elisa tidak melarikan diri. Namun Elisa juga tidak menyerah begitu saja, dia terus berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Andy, kedua tangannya terus sembarangan pukul, dan kedua kakinya juga terus-menerus menendang.

Selama kira-kira lima menit, Elisa terus meronta dan meronta, namun biar sekuat apapun dia memukul dan menendang, dia tetap tidak dapat menyingkirkan tubuh Andy yang sedang menekannya dengan keras. Namun pada saat sinar bulan yang melalui jendela mengenai wajah Andy, wajah Elisa memperlihatkan ekspresi terkejut yang teramat sangat. Air mata tiba-tiba mengalir turun membasahi pipinya, dan entah kenapa, perlawanan Elisa berangsur-angsur melemah, dan pada akhirnya dia malah tidak memberikan perlawanan sama sekali, entah karena tenaganya telah terkuras habis, atau karena dia sudah pasrah akan nasibnya, atau mungkin juga karena alasan lain.

Rintihan dan rontaan Elisa tadi malah membuat nafsu sex Andy semakin meningkat, dan pada saat ini nafsu sex-nya sudah mencapai tahap klimaks. Melihat Elisa yang sudah tidak memberikan perlawanan lagi, Andy langsung meremas-remas tubuh Elisa dengan kasar.

Mula-mula Andy melepaskan tangan kanannya dari mulut Elisa dengan perlahan-lahan. Setelah melihat bahwa Elisa tidak berteriak lagi, dia langsung meremas-remas kedua dada Elisa yang masih terbalut BH berwarna putih itu dengan bernafsu.

Tidak lama kemudian, dia pun merobek baju piyama Elisa, dan membuangnya ke lantai. Rintihan kesakitan Elisa membuat Andy semakin bergairah. Andy lalu melepaskan celana panjang Elisa dan sementara kedua tangannya tetap meremas-remas dada Elisa, lidahnya menjilat-jilat vagina Elisa yang masih terbungkus oleh celana dalam itu.

Setelah selang beberapa waktu, Andy lalu menciumi bagian dada Elisa yang tidak tertutup oleh BH, sekaligus menjilatinya. Andy juga menciumi bagian leher dan bibir Elisa dengan paksa.

Setelah puas menciumi Elisa, Andy lalu melepaskan BH dan celana dalam Elisa, sehingga sekarang Elisa sedang dalam keadaan telanjang bulat dan dalam posisi tidur terlentang di atas tempat tidurnya.

Melihat kedua dada Elisa yang besar dan berisi, serta vaginanya yang dipenuhi oleh bulu-bulu halus, Andy tidak dapat menahan dirinya lebih lama lagi. Dia langsung melepaskan baju, celana, dan celana dalamnya, sehingga mereka berdua sekarang dalam keadaan telanjang bulat.

Tangan kiri Andy lalu meraba-raba vagina Elisa, sementara tangan kanannya memutar-mutar puting susu Elisa. Perbuatan Andy membuat tubuh Elisa sedikit bergetar karena saking gelinya. Tidak lama kemudian, Andy merasakan vagina Elisa mulai basah dan mengeluarkan cairan.

Andy lalu menusukkan batang penisnya ke dalam vagina Elisa. Tindakan ini, membuat Elisa menjerit kesakitan, namun Andy sudah tidak peduli lagi. Walaupun Elisa menangis terisak-isak, Andy tetap saja mencengkram kedua dada Elisa sambil memompa vaginanya dengan keras. Andy yang sekarang sudah kehilangan akal sehatnya dan sudah dikuasai oleh hawa nafsu. Sekarang tujuannya hanya satu, yaitu menyetubuhi gadis yang sekarang sedang tidur terlentang di hadapannya.

Namun entah karena rasa takut atau malu, Elisa berusaha untuk menahan dan memperkecil suara teriakannya.

Sementara itu, Andy terus menggerakkan pantatnya naik turun sesuai irama. Rintihan kesakitan Elisa hanya membuatnya semakin bersemangat.

Walaupun penis Andy sedang melakukan tugasnya keluar masuk vagina Elisa, tangannya juga tidak tinggal diam. Kedua tangannya terus meremas-remas kedua dada Elisa dengan keras, sehingga kadang-kadang Elisa merintih. “Ahh… sakit bang… AHH… jangan bang….”

Setelah memompa vagina Elisa selama kira-kira 15 menit, Andy akhirnya menyemburkan spermanya ke dalam vagina Elisa, membuat Elisa menjerit tertahan.

Biasanya setelah ejakulasi penis Andy akan menjadi lemas dan mengecil, dan dia juga akan terduduk lemas, akan tetapi karena ini adalah pertama kalinya Andy melakukan sex nyata dengan seorang wanita, sehingga penisnya tetap saja menegang, dan rasanya dia masih punya kekuatan untuk melakukannya sekali lagi, atau bahkan mungkin dua kali lagi.

Namun Andy tidak ingin terburu-buru, dia ingin menikmati malam ini hingga sepuas-puasnya. Andy lalu memain-mainkan kedua dada dan puting susu Elisa. Mula-mula dia meremas-remas dada Elisa, seperti tukang susu yang sedang memerah susu sapi. Lalu dia memutar-mutar puting susu Elisa, dan menjilatinya serta menghisapnya.

Mulut Andy menghisap-hisap dada sebelah kiri Elisa, sedangkan tangan kanannya meremas-remas dada Elisa yang satu lagi. Lalu tangan kirinya digunakan untuk meraba-raba paha dan vagina Elisa.

Gerakan Andy yang makin lama makin mengganas itu membuat Elisa merintih dan meronta. “Jangan bang… cukup bang… ahh… Akhhh… sakit bang….” Namun Andy tidak peduli. Andy dengan tubuhnya yang lumayan kekar itu tetap menekan tubuh Elisa, sehingga dia tidak bisa banyak bergerak.

Setelah menghisap puting susu Elisa selama beberapa saat, Andy lalu menurunkan kepalanya sampai sejajar dengan vagina Elisa, dan diapun mulai menjilat-jilati vagina Elisa. Mula-mula Andy menjilati bagian luar vagina Elisa. Kemudian secara perlahan-lahan dia pun mulai menjilati bagian dalam vagina Elisa, sambil sesekali menusuk-nusukkan lidahnya kedalam vagina tersebut.

Gerakan lidah Andy yang semakin mengganas itu membuat Elisa merintih dan mengerang. “Ah… geli bang… Ahh… Ahhh… AHHH… jangan… bang….”

Setelah puas menjilati vagina Elisa, Andy lalu mengangkat kedua kaki Elisa dan meletakannya di atas kedua pundaknya. Andy lalu kembali menusukkan penisnya ke dalam vagina Elisa dan menekan kedua paha Elisa hingga menyentuh kedua dadanya sendiri, lalu Andypun mulai memompa vagina Elisa lagi.

Melihat hal ini, Elisa berusaha untuk menolak tubuh Andy. Namun tenaganya saat ini sudah terkuras habis, sehingga dia hanya pasrah saja, sambil sesekali merintih dan mengerang.

Mula-mula pantat Andy bergerak maju mundur dengan perlahan, dan gerakannya sedikit demi sedikit dipercepat. Namun sesudah lebih dari 10 menit, pantatnya digerak-gerakkan dengan cepat dan kasar, sehingga suara rintihan Elisa terdengar semakin keras dan terputus-putus.

Tidak lama kemudian, Andy pun menembakkan spermanya ke dalam vagina Elisa untuk yang kedua kalinya.

Walaupun sudah berejakulasi untuk yang kedua kalinya, namun nafsu sex Andy tetap saja tinggi. Dia lalu mengganti posisi Elisa dan mulai memompa vaginanya lagi, sambil meremas-remas kedua dadanya.

Kali ini Elisa tidak merintih dan meronta lagi, badannya tergeletak lemas di atas ranjang. Dia merasakan dada dan vaginanya sudah mati rasa. Matanya menatap ke atas rembulan yang sedang menggantung di langit malam. Pandangannya menerawang jauh….

Keesokan harinya, kedua orang tua Andy beserta adik-adiknya akhirnya pulang dari rekreasi. Teman Elisa yang satu lagi juga telah tiba di rumah Andy.

Namun Elisa sepertinya tidak mengatakan hal tersebut kepada siapa-siapa, termasuk teman sekamarnya, soalnya semua orang melakukan kegiatan sehari-harinya seperti biasanya, dan setiap kali Andy berpapasan dengan Lidya, teman sekamar Elisa, Lidya selalu tersenyum kepadanya, seakan-akan antara Andy dan Elisa tidak pernah terjadi apa-apa.

Satu hal yang berubah adalah, Elisa selalu berusaha untuk menghindari Andy, sama halnya dengan Andy, setiap kali melihat Elisa, dia juga selalu berusaha untuk menghindar.

Lima hari kemudian, Elisa tiba-tiba mengatakan bahwa dia hendak pindah ke tempat lain. Hal ini tentu saja mengejutkan semua orang. Sewaktu ditanya alasannya, dia hanya berkata bahwa tempat kosnya yang baru lebih dekat dengan kampusnya, dan Lidya juga ikut pindah bersamanya.

Setelah Elisa pindah keluar, Andy masuk ke kamar itu lagi. Dia melihat-melihat ruangan itu sejenak, kemudian saat dia hendak melangkah keluar, dia melihat keranjang sampah kecil yang terletak di sudut ruangan hanya terdapat tiga gumpalan kertas. Karena penasaran, Andy lalu mengambil tiga kertas tersebut, dan diluruskannya kertas-kertas itu.

Kertas yang pertama hanya berisi coret-coretan yang tidak penting. Sedangkan kertas yang kedua dan ketiga merupakan sobekan dari sebuah diari. Kertas yang kedua hanya berisi tentang perjalanan Elisa dari rumahnya sampai ke rumah Andy. Sedangkan saat Andy selesai membaca kertas yang terakhir, tanpa disadarinya, air matanya mengalir turun membasahi pipinya. Hatinya serasa bagaikan disayat sembilu.

Isi kertas yang terakhir adalah sebagai berikut : “lalu saat saya sedang memasak indomie di dapur, tiba-tiba seorang cowok membentakku. Saya sangat terkejut. Tapi setelah kami berbincang-bincang, rupanya dia adalah anak pemilik rumah ini, namanya Andy. Menurutku orangnya lumayan cakep, dan entah kenapa, sewaktu saya berbincang-bincang dengannya, rasanya ada sebuah perasaan aneh muncul di hatiku.

Siang itu tidak ada hal yang istimewa, dan malamnya saya makan malam bersama Andy dan tantenya.

Setelah makan malam saya langsung kembali ke kamar dan membaca buku sampai lupa waktu. Malam ini haid saya datang lagi, sungguh membuatku kesal. Akan tetapi, mungkin saya juga harus berterima kasih kepadanya, karena saat saya keluar dari toilet, saya berpapasan dengan Andy. Saya hanya tersenyum kepadanya karena badan saya sudah lemas gara-gara haid, padahal sebenarnya saya ingin berbincang-bincang banyak dengannya.

Kenapa ya setiap kali bertemu dengan Andy, jantungku selalu berdebar keras? Apakah mungkin, saya jatuh cinta kepadanya? Wah, jadi malu nih.


Baiklah, besok saya pasti akan mengajaknya ngobrol. Semoga besok cepat datang.”

Baca juga   :

Thursday, July 30, 2015

CERITA SEKS - NGENTOT DENGAN JANDA MUDA


Janda mungkin dianggap sebagai wanita yang kurang baik, apalagi janda kembang, banyak di indonesia janda masih di anggap sebagai wanita kurang baik, padahal tidak semua janda demikian, berikut adalah cerita dewasa tentang cerita pengalaman seorang pemuda yang bercinta dengan seorang janda. Berikut cerita lengkapnya.

Sebelumnya saya perkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Alvi (samaran), usia saya saat ini adalah 37 tahun. Kejadian ini adalah kisah nyata hidup saya yang terjadi 10 tahun yang lalu, jadi saat itu usia saya baru sekitar 27 tahun.

Sebelum saya ceritakan pengalaman saya dengan Mbak Yati, perlu saya sampaikan juga bahwa (mungkin) saya mengidap suatu kelainan (meskipun mungkin kadarnya masih sangat ringan), yaitu saya lebih tertarik dengan wanita yang usianya sebaya dengan saya ataupun lebih tua, meskipun saya tidak terlalu menolak dengan wanita yang usianya dibawah saya. Hampir semua (tapi tidak 100 persen), pacar-pacar saya ataupun teman-teman kencan saya biasanya memiliki usia sebaya ataupun lebih tua. Tetapi istri saya saat ini memang lebih muda dari saya 5 tahun.

Saya menyenangi wanita yang lebih tua, karena saya merasa kalau bermain cinta dengan mereka, saya merasakan ada sensasi tersendiri. Terlebih kalau teman kencan saya seorang janda, saya akan semakin menikmati permainan-permainannya dengan baik. Saya mempunyai seorang tetangga, sekaligus kawan bermain, tetapi usianya 3 tahun dibawah saya, sebut saja namanya Tarno (tentunya juga nama samaran). Saya berkawan dan bersahabat dengan dia sudah sejak kecil. Hubungan saya dengan Tarno sudah seperti kakak beradik. Kami saling bermain, saya ke rumahnya ataupun dia yang ke rumahku. Makan dan terkadang tidur pun kami sering bersama. Tarno ini anak tertua dari 4 bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika dia berumur 15 tahun.

Tarno ini mempunyai ibu, namanya Yati. Meskipun Mbak Yati ini ibu dari teman dekat saya, tetapi saya memanggilnya tetap dengan panggilan mbak, bukan tante (saya tidak tahu kenapa memanggilnya mbak, mungkin saya ikut-ikutan ibu saya). Karena saya sudah terbiasa bergaul dengan keluarga Mbak Yati, maka Mbak Yati menganggap saya sudah seperti anaknya sendiri. Sehingga Mbak Yati tidak merasa malu untuk bertingkah wajar di hadapanku, terutama sekali dia sudah terbiasa berpakaian minim, meskipun saya ada di depannya.

Apabila selesai mandi, dan keluar dari kamar mandi, Mbak Yati tanpa malu-malu jalan di hadapan saya hanya dengan melilitkan handuk di tubuhnya. Sehingga dengan jelas sekali terlihat kemolekan tubuhnya. Warna kulitnya yang kuning bersih, dengan bentuk pantat yang bulat dan sintal, serta sepasang lengan yang indah dengan bebasnya dapat dipandangi, meskipun saya pada saat itu masih SD ataupun SMP, tetapi secara naluri, saya sudah ingin juga melihat kemolekan tubuh Mbak Yati.

Hubungan dengan Tarno tetap baik, meskipun saya sudah pindah rumah (meskipun dalam satu kota) dan meskipun saya sudah kuliah ke lain kota, hubungan saya dengan keluarga Mbak Yati juga tetap tidak berubah. Kalau saya pulang ke rumah sebulan sekali, saya selalu sempatkan main ke rumah Tarno.

Setelah kematian suaminya, Mbak Yati selama kurang lebih 8 tahun tetap menjanda. Meskipun sebenarnya banyak laki-laki yang tertarik padanya, karena Mbak Yati ini orangnya cantik, seksi, kulitnya kuning, bicaranya ramah dan supel. Penampilannya selalu nampak bersih (selalu bermake-up setiap saat). Tetapi semuanya ditolak, karena alasan Mbak Yati pada saat itu katanya lebih berkonsentrasi untuk dia dalam mengasuh anak-anaknya. Tetapi setelah 8 tahun menjanda, akhirnya dia menikah dengan seorang duda tua yang meskipun kaya raya tetapi sakit-sakitan (Mbak Yati mau menikah dengan dia karena alasan ekonomi). Tetapi perkawinan ini hanya bertahan kurang lebih 2 tahun, karena suaminya yang baru ini akhirnya juga meninggal.


Setelah saya Dewasa, rasa tertarik saya dengan Mbak Yati semakin menggebu. Tubuh yang seksi, pantat yang padat, dan betis yang kecil serta indah selalu menjadi sasaran mata saya. Terkadang saya sering mencuri pandang dengan Mbak Yati, pada saat ngobrol dengan Tarno dankebetulan Mbak Yati lewat. Apalagi kalau sedang ngobrol dengan Tarno dan Mbak Yati ikut, wah rasanya jadi senang sekali. Bahkan sering saya sengaja main ke rumah Tarno, dimana pada saat Tarno tidak ada di rumah, sehingga saya dengan leluasa dapat ngobrol berdua dengan Mbak Yati.

Meskipun keinginan untuk bercinta dengan Mbak Yati selalu menggebu, tetapi saya masih kesulitan untuk mencari cara memulainya. Terkadang rasa ragu dan malu selalu menghantui, takut kalau nanti Mbak Yati menolak untuk diajak bercinta. Tetapi kalau kemauan sudah kuat, segala cara akan ditempuh demi tercapainya keinginan. Hal ini terjadi secara kebetulan, ketika suatu sore MBak Yati minta tolong saya untuk mengantarkan melihat komplek perumahan yang baru di pinggiran kota, karena dia bermaksud membeli rumah kecil di komplek perumahan tersebut.

Kami berdua berangkat dengan memakai mobil saya. Karena lokasinya masih baru dan masih dalam tahap pembangunan, sehingga sesampainya di lokasi, suasananya terlihat sepi, tidak ada seorang pun di tempat itu. Kami berdua berkeliling-keliling dengan berjalan kaki melihat-lihat rumah-rumah yang baru dibangun. Saya ajak Mbak Yati masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun, yang tentunya masih kosong, kami melihat-lihat ke dalamnya.

Kami berjalan berdampingan, dan setelah masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun. Dengan tiba-tiba saya dekap pundaknya, saya rekatkan ke dada saya, perasaan saya pada saat itu tidak menentu, antara senang, takut kalau-kalau dia marah dan menampar saya, danperasaan birahi yang sudah sangat menggebu. Tetapi syukur, ternyata dia hanya tersenyum memandang saya. Melihat tidak ada penolakan yang berarti, saya mulai berani untuk mencium pipinya, lagi-lagi dia hanya tersenyum malu sambil pura-pura menjauhkan diri dan sambil berkata, “Ach.. Alvi ini ada-ada saja..”
Saya berkata, “Mbak Yati marah yaa..?”
Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan sambil tersenyum terus menundukkan kepala.

Melihat bahasa tubuh yang menunjukkan “lampu Hijau”, serangan saya semakin berani. Saya mengejarnya dan mendekapnya, dan akhirnya saya berhasil mencium bibirnya yang tipis, mungil dan berkilat oleh lipstick yang selalu menghiasi bibirnya. Sambil saya bersandar di dinding, saya dekap dengan erat tubuh Mbak Yati.
Saya cium bibirnya, “Uhhmm..” dia bergumam dan balas memeluk dengan erat.
Ternyata tanpa diduga, Mbak Yati membalas ciuman saya dengan bergairah. Saya kembali balas ciumannya yang sangat bergairah dengan permainan lidah saya. Lidah kami sudah menari-nari. Kedua tangan saya sudah mencari sasaran-sasaran yang sensitif. Bukit kembarnya yang mungil tapi masih padat dan terlihat seksi menjadi sasaran kedua tangan saya.

Kedua bukit kembar ini sudah lama kuidam-idamkan untuk menjamahnya. Kami berciuman agak lama. Nafas Mbak Yati semakin memburu. Ciuman, saya alihkan dari bibirnya yang mungil turun ke lehernya. Dia menengadahkan wajahnya sambil matanya terpejam. Menikmati rangsangan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan.
“Uchmm.. mm..” mulutnya selalu bergumam, tandanya dia menikmatinya.
Kedua tanganku saya dekapkan ke pantatnya yang bulat dan seksi. Sehingga tubuhnya semakin marapat ke tubuh saya. Dekapan kedua tangannya ke leher saya semakin diperkuat, seiring dengan lenguhan bibirnya yang semakin panjang, “Uuucchmm.. mm.”

Batang kejantanan yang tegang sejak berangkat dari rumahnya Mbak yati, kini ditekan dengan kencang oleh tubuh Mbak Yati yang bergoyang-goyang. Rasa nikmat menjalar dari batang kejantananku mengalir naik ke ubun-ubun. Ciumanku terus turun setelah beberapa lama singgah di lehernya, turun menuruni celah bukit kembarnya. Kedua BH-nya yang berwarna merah muda, serasi dengan kulitnya yang langsat, semakin menambah indahnya susu Mbak Yati.

Karena tubuh Mbak Yati agak kecil, saya agak sedikit berjongkok, agar mampu mencium kedua susunya yang sudah mengeras. Kedua tangan saya pergunakan untuk menahan punggungnya yang mulai melengkung atas sensasi ciuman saya ke susunya. Deru nafas Mbak Yati semakin memburu.
Gesekan tubuhnya ke batang keperkasaan saya semakin cepat frekuensinya, dan akhirnya, “Udach acch Alvii.. jangan disini, nggak enak kalau nanti ketahuan..” sambil berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan saya.
“Sebentar Mmmbbak..!” jawab saya dengan mulut tidak bergeser dari susunya.

“Alvi, nanti kita lannjuttkan saja di llain ttemmpat..” suranya terputus-putus karena tersengal oleh nafasnya yang memburu.
“Oke dech Mbak Yati, tapi Mbak Yati harus janji dulu, kapan dilanjutkannya dan dimana..?” tanyaku sambil masih mendekap dengan erat tubuh Mbak Yati.
“Besok pagi saja di rumahku jam sepuluh. Karena kalau pagi rumahku sepi.”
“Oke dech, besok pagi jam sepuluh saya datang lagi.”
“Yuk kita pulang, anter aku dulu ke rumah, anak nakaall..!” pinta Mbak Yati manja sambil mencubit hidungku.
“Aku antar ke rumah, tapi kasih dulu uang muka untuk besok pagi.” sambil mengarahkan ciuman saya ke bibirnya sekali lagi sebagai uang muka untuk besok pagi.
Dia belum sempat tersenyum karena bibirnya sudah kukulum dengan mesranya.

Hari mulai gelap dan gerimis mengiringi kepulangan kami. Kami berjalan pulang ke rumah Mbak Yati, tetapi suasana dalam perjalanan pulang sudah jauh berbeda dengan suasana ketika kami berangkat tadi. Karena ketika kami berangkat tadi, perilaku kami sebagai seorang tante dengan “keponakannya”, tapi sekarang sudah berubah menjadi perjalanan seorang tante dengan “keenakannya”.

Selama perjalanan, Mbak Yati menggoda saya, “Waduh.., ternyata selama ini saya salah, saya kirain Alvi itu orangnya alim, tapi ternyata..”
“Ternyata enak khan..?” goda saya sambil mencubit dagunya yang menggemaskan. Kami berdua tertawa berderai.
“Kalau tahu gitu, mending dari dulu yaa..?” kata Mbak Yati menggoda.
“Iya kalau dari dulu, memek Mbak Yati mungkin tidak karatan ya..?” balasku menggoda.
“Emangnya besi tua..!” jawab Mbak Yati bersungut.
“Bukan besi tua, tapi besi pusaka.” jawab saya.

Selama perjalanan, tangan Mbak Yati tidak henti-hentinya selalu meremas tangan saya yang sebelah kiri (sebelah kanan untuk pegang setir). Tangan saya baru dilepaskan ketika saya pergunakan untuk pindah gigi saja. Selebihnya selalu dipegang dan diremas-remas oleh Mbak Yati.
“Mbak.., jangan tanganku aja donk yang diremas-remas..!” pinta saya dengan manja.
“Lha yang mana lagi yang minta diremas..?”
“Ya yang nggak ada tulangnya donk yang diremas.”
“Dasar anak nakal.” Mbak Yati tersenyum, tapi tangannya beralih untuk meremas rudal yang masih tegang belum tersalurkan.

Ternyata Mbak Yati tidak hanya meremas rudal saya saja, melainkan juga menciuminya.
“Mbak.., bebas aja lho Mbak, jangan sungkan-sungkan, anggap aja milik sendiri.” goda saya sambil tersenyum.
“Terus minta diapakan lagi..?” pancing Mbak Yati.
“Yaa.., kalau mau dikulum juga boleh.” jawab saya.
“Emangnya nggak kelihatan orang..?” tanyanya ragu.
“Khan udah malem, lagian hujan, pasti nggak kelihatan.”

Tanpa menunggu jawaban, tangan Mbak Yati sudah mulai membuka resluiting celana dan mengeluarkan rudal saya. Saya geser kursi saya agak ke belakang, agar Mbak Yati dapat leluasa mempermainkan rudal indah milik saya. Dirabanya rudal itu dan diciuminya, akhirnya bibirnya yang mungil mengulum dan menjilatinya. Terasa mendapat aliran listrik yang menggetarkan ketika lidah Mbak Yati menjilati kepala rudal saya. Dan terasa hangat dan basah ketika mulutnya mengulum batang kejantanan saya yang semakin menegang. Dua perasaan yang penuh sensasi berganti-ganti saya rasakan. Antara getaran karena jilatan lidah dan hangatnya kuluman saling berganti. Kedua kaki terasa tegang, dan pantat saya tidak terasa terangkat karena sensasi yang ditimbulkan oleh kuluman bibir Mbak Yati yang ternyata sangat ahli.

Untuk menghindari konsentrasi yang terpecah, terpaksa saya meminggirkan mobil ke jalur lambat, dan memberhentikan mobil. Keadaan sangat mendukung, karena pada saat itu tepat dengan turunnya hujan, dan lalu lintas kendaraan agak sepi, sehingga kami berdua tidak merasa terganggu untuk melanjutkan permainan di dalam mobil.

Mbak Yati mengulum kemaluan saya dengan semangat. Kepalanya terlihat turun naik-turun naik yang terkadang cepat, terkadang lambat. Mulutnya terus bergumam, sebagai tanda bahwa dia juga menikmatinya. Kedua tangan saya memegang kepala Mbak Yati naik-turun mengikuti gerakannya. Kaki semakin kejang dengan pantat saya yang naik turun akibat rasa sensasi yang luar biasa. Untuk mengimbangi permainannya, pantat Mbak Yati yang terlihat nungging, saya remas dengan tangan kiri, sementara tangan kanan masih membelai susu Mbak Yati, saya remas dengan pelan kedua susunya bergantian dengan tangan kanan.

Resluiting rok bawahnya yang ada di pantat, mulai saya buka, terlihat CD-nya yang berwarna merah muda. Saya masukkan tangan kiri ke dalam CD-nya dan meremas dengan gemas pantatnya yang padat berisi. Tangan saya bergerak turun menelusuri celah pantatnya, dan sekarang menuju liang kemaluannya. Kemaluannya saya sentuh dari belakang, dan terasa sudah sangat basah dan merekah. Saya belai-belai bibir luar kewanitaannya dan akhirnya saya belai-belai klitnya. Merasa klitnya tersentuh oleh jari saya, pantat Mbak Yati semakin dinaikkan, dan terasa tegang, kuluman ke batang kejantanan saya semakin kencang. Tangan kanan saya masih meremas-remas susunya yang semakin tegak. Melihat perpaduan antara belaian klitoris, remasan susu dan kuluman rudal, suara kami jadi semakin maracau.

Pantat kami semakin naik turun. Erangan kenikmatan dan sensasi aliran listrik menjalar ke sekujur tubuh kami. Tiba-tiba Mbak Yati melepaskan kulumannya. Dia kembali ke posisi duduk dan telentang sambil matanya tetap terpejam oleh kenikmatan yang sudah bertahun-tahun tidak dirasakan. Saya tahu maksudnya, bahwa dia minta gantian agar kewanitaannya dijilati.

Saya singkapkan roknya, dan Mbak Yati dengan tergesa-gesa melepaskan sendiri CD-nya, seakan tidak sabar dan tidak ingin ada waktu luang yang terputus. Kedua kakinya sudah ditelentangkan, kemaluannya yang mungil dengan bulu-bulu halus dan terawat sudah kelihatan merekah. Saya dekatkan mulut saya ke liang senggamanya, tetapi saya baru akan menjilati kedua selangkangannya terlebih dahulu. Dia meremas-remas rambut saya. Kedua kakinya mengejang-ngejang dan bergerak-gerak tidak terkontrol. Pantatnya digerak-gerakkan naik turun. Ini artinya Mbak Yati sudah sangat penasaran dan sangat gemas agar kemaluannya ingin dijilati. Dia kelihatan penasaran sekali. Saya jilati bibir kemaluannya.

Harumnya yang khas kemaluan wanita semakin merangsang saya. Remasan-remasan di kepala saya semakin kuat. Akhirnya saya buka bibir kemaluannya, saya jilati klitorisnya. Ketika lidah saya menyentuh klitorisnya, nafas lega dan erangan kenikmatan keluar dari mulutnya.
“Uuuhh.. uhh.. uughh..!” terus menerus keluar dari mulutnya.
Kepalanya selalu bergoyang-goyang ke kanan dan ke kiri. Remasan remasan tangan kirinya sekarang beralih ke punggung saya, sedangkan tangan kanannya berusaha mencari batang keperkasaan saya dan akhirnya meremas-remas dan mengocoknya. Tangan yang lembut dengan kocokan dan remasan yang halus, memijat-mijat batang kejantanan saya, memberikan sensasi tersendiri pada rudal kebanggaan milik saya.

Lidah saya berputar-putar di klitorisnya, usapan-usapan lidah di dinding vagina, terkadang saya selingi dengan isapan dan gigitan halus di klitorisnya, membuat dia semakin marancu, “Uuugghh.. geellii banggeett..! Uuuff.., ggellii bannget..! Uuff ggllii..”
Dan secara tiba-tiba kedua tangannya mencakar punggung saya, kedua kakinya menegang, dadanya membusung naik diikuti dengan getaran tubuh yang hebat sambil mengerang, “Uuugghhff Aaallvii.., uuff aku mmauu kkeelluua.. aarr..”
Nafasnya tersengal dan memburu, tandanya dia sudah sampai di puncak kenikmatan seorang wanita.

“Aaallvii.., kamu belum yaa..? Sini kukulum biar cepet nyampai.” suara Mbak Yati sambil nafasnya masih memburu.

Dia membungkuk di pangkuan saya, saya telentang di jok. Dia kembali mengulum batang kejantanan saya. Bibir yang manis dan mungil kembali mengocok-ngocok rudal saya. Lidahnya dengan lembut menyapu kepala kemaluan saya. Sensasi yang tadi sempat terputus, kembali dapat saya rasakan. Kaki saya menegang, pantatku terangkat, tangan saya meremas-remas kedua pipinya. Aliran listrik menjalar dari kepala kejantanan saya, naik ke ubun-ubun dan sekujur tubuh. Aliran tersebut kembali lagi bersama-sama mengarah ke ujung rudal saya, ke kepala kemaluan saya, dan akhirnya keluar bersama-sama dengan cairan putih dan kental ke mulut Mbak Yati, ke bibir Mbak Yati, ke hidungnya dan ke pipinya, banyak sekali. Seakan-akan habis sudah cairan yang ada di tubuh ini, lemas kedua tubuh kami. Untuk sejenak kami berdua berdiam diri, untuk menikmati sensasi kami, untuk mengatur nafas kami dan untuk menenangkan emosi kami.

Baca juga :

CERITA SEKS - BERCINTA DENGAN WANITA LAIN


Kisah ini merupakan pengalaman pertamaku bermain cinta dengan wanita selain istri, peritstiwa itu sendiri terjadi kira-kira 3 bulan yang lalu disuatu daerah di Jawa Tengah, diawali dari adanya tugas kantor yang mengharuskan aku untuk melakukan suatu training untuk beberapa cabang di daerah. Saat itu menginap di hotel kota S dan kadang tidur dikantor/unit yang ada di desa,

Kejadian ini bermula secara tidak sengaja waktu aku nginap di desa A, yaitu paginya hari Sabtu yang ternyata merupakan hari pasaran untuk desa A sehingga aku tidak melepaskan kesempatan untuk melihat keramaian di pasar…begitu asiknya memperhatikan barang dagangan yang ada tanpa sengaja menabrak ibu yang belanja, sehingga semuanya tumpah termasuk gelas yang baru dibelinya…..karena merasa bersalah maka saya memaksa untuk mengganti gelas tersebut, nama ibu itu sebut saja Ibu Misna dengan usia kira2 41 tahun dan setelah menyebutkan letak rumahnya yaitu di ujung jalan desa belok ke kiri, saya berkata 
akan datang sore nanti untuk mengganti gelas yang pecah.

Jam 4 sore setelah mandi, langsung berangkat ke rumah Ibu Misna dan ternyata rumah tersebut terletak di ujung jalan yang cukup sepi, ditemui oleh seorang lali-laki yang berusia kira2 50 Th yaitu bapak Najib yang ternyata suami Ibu Misna setelah menjelaskan maksud kedatangan saya, terjadilah obrolan yang semakin akrab. Setelah dipanggil keluarlah ibu Misna membawa minuman dan kue, dan tanpa sengaja saya memperhatikan dan tergetarlah hati, karena dengan memakai kebaya yang sedikit ketat dan rambut basah sehabis mandi, terlihat kecantikan khas wanita desa dengan kulit putih dan bodi yang kencang walau telah berusia 41 tahun, dan yang membuat mata melotot adalah belahan buah dadanya yang kelihatan montok sekali.

Tanpa terasa waktu makan malam telah tiba, dan mereka memaksa saya untuk ikut makan malam, stelah makan Pak Najib pamit untuk menghadiri pertemuan di desa sebelah untuk urusan pengairan sawah, dan saya dipersilakan untuk berbincang dengan ibu. Rumah tersebut sepi karena anak pertama yang sudah kelas 1 SMA sedang camping, anak kedua yang SMP sedang belajar dirumah teman dan sikecil sedang di rumah Saudara, suatu kebetulan yang tidak terduga. Sepanjang obrolan mata tidak pernah lepas dari tubuh dan dada ibu Misna, dan akhirnya ibu Misna bertanya, Dik Irfan matanya ngeliat apasih ? sambil malu saya berkata jujur bahwa saya kagum akan kecantikannya.

Orang desa gini kok dikatakan cantik, dikota pasti bayak yang cantik ? kata bu Misna
Iya sih bu…tapi ibu lain, karena walau udah punya anak tiga tapi badan masih bagus, khususnya…….? Saya berhenti berkomentar.

Khususnya apa dik ? desaknya

Maaf bu…itu tetek ibu besar dan masih kencang ?

Ibu Misna terlihat malu sambil berusaha menutup dengan tangannya…..dan akhirnya pembicaraan mengarah ke hal yang berbau porno.

Oh ya dik Irfan punya anak berapa dan istri usia berapa ? tanya bu Misna
Satu usia 2 tahun, dan istri usia 27 tahun saya sendiri 29 tahun? jawab saya
Wah sedang panas-panasnya dong ? lanjutnya

Panas apanya bu ? saya berusaha memancing pembicaraan ke arah yang lebih hot, karena saya merasa horny dan bagaimana caranya bisa merasakan bersetubuh dengan wanita setengah baya.

Ah dik Irfan berlagak nggak tau…..? kata bu Misna sambil tersipu.

Ibu juga kelihatan segar, pasti kebutuhan itunya juga hot ? pancing saya terus

Tapi ibu Misna malah kelihatan sedih….sehingga saya bertanya, kok jadi kelihatan sedih bu ?
Akhirnya bu Misna cerita bahwa kebutuhan bathinnya sejak dua tahun ini jarang terpenuhi, yaitu sejak suaminya jatuh dari pohon kelapa, kejantanan suaminya jarang sekali bisa maksimal.

Maaf bu…..padahal menuru saya orang seusia ibu pasti sedang puber kedua ?

Yah memang begitu dik…..tapi harus ibu tahan ?

Gimana caranya ? lanjut saya

Ya dengan mencari kesibukan di ladang…..sehingga malamnya capek terus tertidur? Lanjutnya.

Wah kalo saya bisa pusing….karena saat ini baru pisah 4 hari dengan istri saya juga udah gak tahan ???? kata saya sambil bergeser duduk mendekat.

Dik Irfan sih gampang, kan di hotel pasti juga nyediain ? katanya

Dik Irfan kok gak dengerin sih….kata bu Misna sambil menepuk paha saya ?

Tangan bu Misna saya pegang…sambil berkata abis ada pemandangan yang lebih bagus, 
sambil mata terus memandang ke belahan dadanya ?

Ah nakal dik Irfan ini ? kata bu Misna

Akan tetapi tangannya tatap saya pegang sambil saya remas, karena diam saja berarti 
kesempatan nih ?

Terus tangan saya beralih kepahanya….jangan dik ? kata bu Misna tanpa berusaha menolak. 
Dan akhirnya saya beranikan untuk menciumnya, bu Misna mundurkan kepalanya berusaha menolak… tetapi setelah saya pegang kedua tangannya sambil menatap, akhirnya bu Misna memejamkan matanya sambil mulutnya sedikit terbuka.

Langsung saya cium bibirnya perlahan…dan lama kelamaan ibu Misna memberikan respon dengan membalas ciuman saya.

Tangan saya langsung tidak bisa diam membiarkan tetek yang begitu menggairahkan, perlahan saya pegang teteknya..sambil sedikit meremas….ah..ah jangan dik ? tapi tangan bu Misna malah menekankan tangan saya ke teteknya. Ciuman saya terus turun ke lehernya sambil berusaha memasukkan tangan ke belahan dadanya, bu Misna semakin mendesah ? ah…uh…ah terus dik, enak ? kata bu Misna.

Saya semakin bernafsu…sehingga kancing baju bu Misna langsung saya lepas ? jangan dik…ntar keterusan ? kata bu Misna.

Oh bu…saya udah gak bisa nahan bu, tolonglah ? kita sama-sama butuhkan bu ? kata saya.
Akhirnya bu Misna menyerah..membiarkan mulut saya menyedot putting susunya yang 
semakin menegang……ah…ah….ahhhh dik nikmat dik, terus dik ? desahnya

Sementara tangan kanan meremas susu sebelah kanan, mulut terus menjilat dan menyedot yang sebelah kiri…..ahhhhh…uhhh…..ahhhhh dik udah dik ? ibu nggak tahan.
Tapi tangan bu Misna malah mengandeng tangan saya ke arah pahanya, yang entah kapan kebayanya udah disingkapkan…..tangan saya langsung ke gundukan memeknya yang masih tertutp cd, dan terasa jembutnya keluar dari samping cdnya.

Tangan saya terus menggosok-gosok memek bu Misna……..ah…ahhhh…ahhhh dik terus dik terus…enak banget ? desahnya dengan logat jawa yang kental.

Akhir dengan seijin bu Misna…..cd itu saya pelorotin, sehingga terpampanglah memek bu Misna yang menggunung dan empuk tersebut, dengan bernafsu langsung saya gesek memek tersebut…sambil berusaha menemukan itilnya, tersedengar ibu Misna semakin mendesah tidak karuan…..dik ahhhh enaaaaak dik…enaaaaaakkkkk banget.

Dan ciuman saya terus bergerak turun…..akhirnya terciumlah bau khas memek wanita, yang membuat saya semakin bernafsu, dan langsung saya jilat memek yang kemerah-merahan tersebut, ahhh berhenti dik…jangannnnn? kata bu Misna setelah tahu saya telah menjilat memeknya……saya berhenti dan bertanya, kenapa harus berhenti bu ?

Jangan dijilat dik memek ibu….jijik dan jorok ? kata bu Misna

Emang bapak dulu ndak pernah jilatin memek ibu ? kata saya

Ndak…? kata bu Misna

Wah rugi bu ? kataku sambil terus meremas tetek dan menusukkan jari tengah saya ke lubang memek.

Rugi kenapa dik ? tanya bu Misna

Rasnya nggak kalah sama ngentotin memek ibu….dan juga bikin tambah nafsu ? kata saya sambil langsung menjilat memek bu Misna…..setelah menjilat bibir memek langsung lidah saya masuk mengelitik lubang memek yang semakin basah oleh lender kenikmatan…….lidah terus kuputar dirongga memek sehingga menambah kenikmatan….ahhh…ahhhhhh dik…….uhhhhh….ahhhhh…nikmat banget dik ? terus dik…terus..jilatin memek ibu….ya disitu dik…terus ….terus saat itil bu Misna aku jilatin dan aku sedot…….ahhhhh…ahhhhhh….uhhhh…..uuuuuhhhhh dik Irfaaannnnnn ibu mau keluar…ahhhhhhhhh dikkkkkkkkkkk ibu keluar….kepala saya langsung ditekan kememek bu Misna dengan keras…..dan terasa dilidah lendir hasil dari orgasme ibu Misna.

Ibu Misna memejamkan mata merasakan kenikmatan yang baru didapatnya…….sambil berkata, benar dik Irfan ternyata memek kalo dijiliat dan disedot rasanya nikmat banget…..tiba-tiba ada suara orang datang dari halaman rumah, dan tergesa-gesa kami merapikan baju…….sedangkan cd bu Misna langsung diumpetin kekolong kursi,….ternyata anak bu Misna yang kedua pulang dari tempat belajarnya.

Setelah anaknya masuk…..langsung bu Misna ngomel kenapa kok anaknya pulang cepat nggak sperti biasanya ?

Ibu belum puas ya…? Goda saya, ibu tersipu sambil berkata…….iya sih abis sudah lama ibu tidak merasakan hal seperti ini……..apalagi memek ibu pengin dientot pakai kontol dik Irfan biar sama2 bisa puas…kan dik Irfan belum keluar ? kata bu Misna.

Iya sih bu….nanggung rasanya kontolku ini ? tapi udahlah bu…karena malam ini saya harus 
ke kota nginep di hotel, dan lagian anak ibu juga sudah pulang.

Tapi yang jelas saya senang bisa memuaskan hasrat ibu…..sambil tangan saya meremas buah dadanya.

Ahhhh..dik Irfan, tapi rasanya tidak adil kalo Cuma ibu yang mendapat kepuasan…..kalo gitu ibu besok ke kota dan mampir ke hotel boleh nggak dik ? kata bu Misna

Boleh…boleh bu ? tapi benar ya bu….iya besok jam 10. pagi kata bu Misna sambil tersenyum.

Jam 10 pagi, pintu kamar hotel diketuk orang dan ternyata bu Misna menepati janji datang, langsung saya peluk dan saya cium…..ah dik Irfan kok gak sabaran sih ? kata bu Misna.

Saya nggak peduli…langsung saya lucuti semua pakaian yang dikenakan ibu Misna, hingga terpampang tubuh telanjang yang begitu menggairahkan, kubimbing ibu Misna ke ranjang dang langsung saya emut dan saya remas buah dada yang begitu montok dan empuk tersebut ? aaaaaaahhhhhhhh dik……..dilepas dong bajunya kata bu Misna sambil tanggannya melepas baju yang saya kenakan, sekarang kami sama2 telanjang.

Kembali saya cium bibir bu Misna…terus turun kesemua lekuk tubuhnya..ahhhhh….uhhhhh…hisap tetek ibu ……hisap ? mulutku langsung pindah ke susu bu Misna….sambil tangan menggesek-gesek memek yang terasa kenyal dan hangat, ahhhhh…..uhhhhhh…..dik……nikmat ……dik…..ib….uuu sudah lama nggak merasakan ngentot…terus…..teruuuuuusssss dik ?

Ciuman saya terus turun ke perut dan akhirnya sampai ke gundukan memek yang begitu merangsang…..langsung saya jilat….dan saya sedot itil bu Misna, sambil menggeser posisi ke 69, dan bu Misna pun tanpa diminta langsung menngemut kontol saya…..uhhhhh nikmat sekali buuuuu ? kontol saya terus diemut keluar masuk mulut bu Misna sambil dipijat…..uhhhhh….ahhhhhhh….enak sekali buuuuu, saya juga tidak mau kalah, langsung saya putar lidah saya di memek bu Misna……sambil tangan saya sedikit menusuk-nusuk anusnya……aduhhhhhh dik….apalagi ini……enaaaaaak banget dik…..ahhhhhhhh…….ahhhhhhhhhh, tiba2 ibu Misna mengejang dan terasalah cairan yang keluar membasahi bibir, yang langsung aku sedot hingga habis.

Aku biarkan bu Misna istirahat sejenak…sambil terus memainkan putting susunya yang masih menegang……setelah beberapa saat, mulai saya hujami tubuh bu Misna dengan ciuman sehingga ibu Misna kembali memberikan reaksi yang lebih panas……..ahhhhhh….uuuhhhhhhh….dik, ayao dik entotin memek ibu…..ibu sudah kangen dientot…..ahhhhhhhhh, sayapun memutar tubuh bu Misna untuk mengambil posisi doggy, hingga tampaklah gundukan memek ibu Misna yang menantang…dengan perlahan kumasukkan batang kontol secara perlahan…karena terdengar ibu Misna menjerit seraya berkata perlahan dik…..memek ibu sudah lama gak dientot……perlahan aku masuk dan keluarkan kontol….hingga akhirnya semuanya amblas ke dalam memek bu Misna ……dan reaksi bu Misna sungguh diluar perkiraan karena dengan goyangan pantatnya yang besar…kontol saya terasa ditarik dan dipijit dengan nikmatnya…..ahhhhhh….uuuuuuuhhhhhhhh…buuuuu…ueenna aaak sekali memek ibu ?

Dan saya pun tak mau kalah dengan mengambil strategi 3:1, tiga kali tusukan setangah kontol dan sekali tussukan kontol hingga amblas ke memek bu Misna……sepuluh menit kemudian desahan bu Misna semakin keras…..ahhhhhhh dik…memek ibu enak banget…..uhhhhhh kontol adik enaakk banget……uhhhh..ahhhhhh.uuuuuuuuu..ahhhhhh

Terus dik…memek ibu udah nggak kuat…….dik…..dik …dik Irfan……ibu kekkeeluaaaarrrrrr…..ahhhhhhhhhh, desahan bu Misna semakin panjang seiring keluarnya lendir kenikmatan.

Setelah istirahat sejenak…bu Misna langsung mengurut kontol…dan mengemutnya dengan lincah sekali…..ahhhhh bu……uuuhhhhhh nikmat sekali bu ? desah saya……kemudian bu Misna berhenti sambil berkata….dik Irfan sesuai janji ibu semalem….maka hari ini ibu akan memberikan kenimatan yang tidak terlupakan bagi kontol dik Irfan ?

Ibu Misna langsung mengambil posisi di atas…setelah mengurut kontolku beberapa saat….bu Misna langsung ngangkang dengan membimbing kontolku untuk memasuki lubang memeknya……..terasa sekali perbedaan dengan entotan yang pertama tadi, kali ini memek bu Misna terasa lebih seret dan terasa lebih hangat……oooooohhhhhh……ahhhhhh……uhhhhhhhh bu enankkkkkk sekali memeeeeek ibu……..ohhhhhh kontol saya ibu apain…..uuhhhhhh nikmat banget bu ?

Ibu Misna hanya menjawab dengan desahan nafsnya……ahhhhhhh…….uuuuuuhhhhhh dik…memek ibu juga nikmat sekali…….pantat bu Misna masih terus bergoyang dengan sekali-kali diangkat,….sehnggga membuat kontolku terasa sangat nikmat…..melebihi yang aku rasakan dengan istri……ooooooohhhhhhhh…..uuuuuuhhhhhh ennnnnaaakkkk sekali bu………nggak percuma aku menginginkan entot dengan wanita berumur 35-42 tahunan karena memang berbeda permainan sex mereka, mungkin karena lebih berpengalaman…sepsrti bu Misna yang memeknya terasa sekali empotannnya kataku dalam hati.

Ahhhhhhhh…..uuuhhhhhhhhhibu aku udah gak tahan…….sebentar dik Irfan, bareng sama ibu…kata bu Misna sambil terus menggoyang pantat dan menaikkan turunkan sambil mendesah….ahhhhh…..dikkkk ..uuuuuuuhhhhh ibu enaaak sekali….ahhhhhh dik ibu juga mau keluar……..ya bu aku juga…….ahhhhhhhhh………ibu Misna mengejang dan terasa lendir membahasi kontol…..terus goyang…bu ….terus ….nikmat buuuuuuuu…ahhhhhhhhhhhhh aku menyemprotkan pejuhku kedalam memek bu Misna secara kuat………akhirnya kami tertidur, hingga jam 12 siang kami makan dan terus melanjutkan ke babak kedua.


Karena waktu tugas di kota S tinggal 3 hari… maka dua hari kemudian kami janjian untuk mengulangi kenikmatan seperti kemarin……itulah pengalaman saya yang pertama dan mungkin yang terakhir, karena saat ini saya sudah tidak bekerja di tempat yang lama, saya sendiri tidak menyangka akan mendapat senasi kenikmatan yang luar biasa dengan mengentot wanita usia 35 – 42 tahunan, sehingga kontol saya yang normal ukuran orang Indonesia hingga saat ini masih menginginkan hal tersebut terulang, tapi karena tempat bu Misna yang jauh dan untuk jajan rasanya takut….terpaksalah melakukan onani apabila melihat wanita setengah baya yang menggairahkan.

Baca juga :