Sebelumnya perkenalkan, nama saya Arie berusia 30
tahun. Saya sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Saya bekerja di sebuah
Mall di sebuah kota di Jawa Timur sebagai Manajer Operasional di Game Center
yang terletak di dalam Mall tersebut. Pekerjaan saya bisa dibilang sangat baik
karena mendapatkan posisi yang baik dan juga penghasilan yang bisa dibilang
lebih dari cukup untuk menafkahi keluarga saya. Karena bekerja di Mall, maka
sudah pasti kebanyakan karyawan yang ada adalah wanita.
Ada yang SPG dan ada juga yang memang karyawan Mall
dan karyawan game center yang memang aku kelola. Buat saya, bekerja di Mall
sangat- sangat menyenangkan. Karena setiap hari saya bisa mencuci mata saya
dengan melihat berbagai macam wanita cantik di tempat kerja saya.
Cerita Sex ini bermula ketika saat itu saya sedang
melakukan training kepada karyawati baru di perusahaan saya. Karyawati yang
sedang saya training rencanannya akan diploting di bagian kasir, sebut saja
namanya Tia. Tia ini masih sangat muda dan berumur 21 tahun. Satu hal yang
sangat saya suka dari Tia, adalah bentuk tubuhnya yang sangat aduhai. Tia
memiliki pinggul yang aduhai dan bokong yang lumayan indah. Selain itu,
kulitnya yang putih dan juga wajahnya yang manis dengan potongan rambut poni
membuatnya sangat mirip dengan Momo vokalis Geisha walau buah dadanya tidak
terlalu besar.
Hari itu sebenarnya hampir sama ketika aku
melakukan training kepada Tia di hari- hari kemarin. Namun, entah mengapa hari
itu rasanya nafsuku lagi meningkat karena mungkin pengaruh istriku yang lagi
mens, sehingga sudah 3 hari ini aku tidak mendapat jatah. Siang itu suasana di
Mall sangat sepi dan lenggang. Sehingga aku bisa mengobrol dengan Tia. Dan
ketika sedang asyik mengobrol aroma wangi parfum Tia sangat menusuk hidungku
dan membuat aku terbuai dengan aroma parfumnya.
Dan ketika akan setoran kasir, sebuah ide konyol
terbesit di pikiranku. Aku ingin mengerjai Tia si anak baru ini. Akhirnya aku
pun menyuruh salah satu karyawan senior yang bertugas melakukan penutupan kasir
untuk menyampaikan kepada Tia bahwa uang hasil pembayarannya kurang dan dia di
suruh menghadap ke aku untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dan akhirnya
siasatku berhasil.
Setelah selesai menyetorkan uang penjualannya dia
menghampiri saya dan bertanya mengenai masalah tekoran uang penjualan kepada saya.
Dan saya pun mengatakan bahwa uang setorannya memang kurang dan dia harus
menggantinya. Saya tawarkan bahwa dia boleh memilih mau di angsur 3 atau 6
kali. Dan untuk memikirkannya, saya suruh dia sms ke saya nanti malam dan
meminta nomor hp miliknya.
“Cihuyyy…” akhirnya Tia memberikan juga nomor hpnya
kepada saya.
Malam itu Tia mengirim sms kepada saya, yang
mengatakan bahwa dia masih bingung mengenai pembayaran tekoran itu. Akhirnya
karena tidak tega, saya mengatakan bahwa besok dia harus menemui saya dan dia
pun menyanggupinya. Besoknya, dia pun menepati janjinya dan menemui saya di
kantor saya. Dan saya pun akhirnya mengatakan bahwa sebenarnya saya hanya iseng
mengenai masalah tekoran tersebut. Tia pun akhirnya merasa lega karena ternyata
semuanya hanya lelucon biasa. Dan saya pun melanjutkan pembicaraan dengan Tia
yang arahnya sich lebih ke pendekatan.
Dan ketika saya tanya apa dia sudah punya pacar,
dia menjawab belum punya. Dan ketika saya mengutarakan hobi saya menonton dia
pun menjawab kalau dia juga suka menonton. Dan yang membuat saya kaget adalah
ketika Tia menanyakan kepada saya apakah saya mau pergi nonton dengan dia. Dan
tanpa ragu saya pun mengiyakan ajakannya.
“Tapi, Bapak yang mbayarin yach tiket nontonnya…”
ujar Tia.
“Beres… pasti aku bayarin.. Masa kamu yang mbayarin
saya… Kan gak etis..” jawabku…
Akhirnya, kami pun sepakat untuk pergi nonton
bareng.
Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba, saya dengan
Tia pun janjian untuk ketemu di depan pintu masuk bioskop. Memang sengaja kami
tidak berangkat bersama dari tempat kerja, untuk menghindari gosip yang tidak
diinginkan. Karena jarak mall untuk menonton dekat dengan mall kami, saya
memutuskan untuk jalan kaki. Setiba di bioskop, saya lihat Tia sudah menunggu
di depan pintu masuk. Akhirnya setelah basa basi dengan pertanyaan sederhana
mengenai lama tidaknya Tia menunggu akhirnya kami pun masuk. Dan selagi, Tia
memilih film yang akan ditonton saya membeli minuman dan makanan ringan untuk
di dalam.
Selesai membeli makanan dan minuman, saya menghampiri
Tia untuk menanyakan apakah dia sudah mendapatkan film yang ingin dilihat. Dia
mengganguk dan saya pun membeli tiket untuk kami berdua. Sesampainya di dalam
ternyata jumlah penonton yang ada sangat sedikit. Yach, sedikitpun masih belum
terbesit pikiran yang jorok di pikiran saya. Akhirnya lampu dipadamkan dan film
pun dimulai. Pada saat film dimulai, pikiran saya tidak fokus kepada film yang
diputar melainkan kepada Tia yang dalam remang- remang terlihat sangat manis
dengan kemeja putih dan rok hitam.
Entah bagaimana awalnya Tia pun mengatakan bahwa
udaranya sangat dingin, dan dengan tiba- tiba Tia menarik tangan saya dan
memeluknya.
“Maaf Pak, udaranya dingin banget… Minjem tangan
Bapak yach… ujarnya seraya memeluk tangan saya di bagian dadanya. Otomatis
tangan saya bersentuhan dengan buah dadanya yang terasa sangat kenyal.
” Jangankan tangan, mau pinjem kontol saya juga
boleh…” pikir saya dalam hati.
“Pak.. kok nglamun….” ujar Tia membuyarkan pikiran
jorokku.
“Ech..ya… maaf Tia… Lagi nglantur aja pikirannya…”
jawabku sekenanya.
Tia pun tertawa mendengar jawabanku..
“Hayooo… lagi mikirin apa Pak… Wach, pasti lagi
piktor ya Pak… ” ujar Tia sambil tertawa.
“Ya, habis kamu sich… pake acara minjem tangan
segala… Mana ditaruh di dada segala.. kan jadinya nempel ke gunung kembarmu..”
jawabku.
“Sengaja yach… kamu naruhnya disitu…. biar aku
mupeng..terus cenut- cenut..” ujarku.
“Hihihihi… Bapak ini lucu banget dch…. Ya, anggap
aja pembalasan dari Tia Pak… Kan kemarin bapak yang ngerjain Tia.. sekarang
giliran Tia yang ngerjain bapak…” jawabnya.
“Ya, kalau ngerjainnya masalah gini sch, ada dua
kepala yang pusing Tia..” ujarku.
“Lch kok bisa dua kepala yang pusing Pak..?” tanya
Tia dengan muka bingung.
“Ya lch.. kepala atas sama kepala yang di bawah ini
yang puyeng…” jawabku sambil menunjuk ke arah celanaku, dimana kontolku sudah
ngaceng.
“Waduch… ya maaf Pak… Lagian kok pake acara bangun
sich Pak adiknya… suruh tidur lagi aja pak adiknya…hihihihi…” ujar Tia, seraya
semakin mendekap tanganku ke dadanya dan semakin aku bisa merasakan kenyalnya
buah dada milik Tia. “Ech… kok malah ditekan sich tanganku… ntar tak remes loch
gunung kembarmu…” ujarku…
“Remas aja Pak kalau mau….” tantang Tia. Bagai
mendapat angin segar, tidak kusia- siakan kesempatan emas ini.
Kuremas buah dada Tia yang sebelah kanan dari luar
kemejanya. Bisa kurasakan begitu empuk dan kenyalnya buah dadanya Tia. Tanganku
semakin asyik bergerilya meremas buah dadanya bergantian dari kanan ke kiri dan
sebaliknya. Sementara di tengah remang- remang cahaya ruang bioskop, bisa
kulihat Tia hanya memejamkan matanya dan menahan suara desahannya agar tidak
keluar. Untung tidak banyak penonton di ruangan itu dan untung pula di deretan
bangkuku hanya ada aku dan Tia.
Aku berpikir, apa mungkin pasangan penonton yang
lain melakukan hal yang sama denganku. Ketika kulihat Tia masih memejamkan mata
menikmati remasan tanganku di buah dadanya, aku beranikan diri mendekatkan
bibirku dengan bibirnya yang terkadang mengigit bibir bawahnya menahan
nikmatnya remasan tanganku di buah dadanya. Cuppp… akhirnya bibirku pun
bersentuhan dengan bibirnya. Tidak ada tanda penolakan dari Tia, akhirnya
kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya berusaha mencari lidahnya.
Dan sungguh diluar dugaan, Tia malah membalas
lidahku dengan lidahnya. Akhirnya lidah kami pun saling berpagutan. Di tengan
ciuman kami yang menggelora, kususupkan tanganku dari bagian bawah kemejanya
yang tidak dimasukkan ke dalam roknya. Dan akhirnya tanganku mencapai bh nya.
Kuremas kembali buah dadanya, membuat Tia semakin menggelinjang dan membuat
ciuman kami makin ganas dengan permainan lidah. Kuremas- remas buah dadanya
dari bagian luar BH nya. Tia pun hanya bisa memejamkan matanya, sambil menahan
nikmat.
Tidak puas, dengan meremas dari luar BH akhirnya
kusupkan tanganku dari bagian bawah BH nya dan kuremas dengan lembut gunung
kembarnya. Tia pun semakin menggelinjang menahan nikmatnya terjangan tanganku
di buah dadanya. Apalagi ketika kupilin puting susunya yang tidak terlalu
besar, Tia pun semakin mendesis. Untung suara film di ruang bioskop menutupi
suara desisan Tia dan gelapnya ruang bioskop seolah menutupi kegiatan yang kami
lakukan. Tidak puas dengan hanya aku yang aktif, akhirnya kupegang tangan Tia
dan kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku dari bagian luar celana.
Pertama Tia sempat ragu, namun akhirnya dia pun
menuruti keinginanku dan mengelus- elus kontolku yang sudah tegang dari bagian
luar. Aku merasa nikmat yang luar biasa ketika tangan Tia mengelus kontolku.
Akhirnya kubuka resleting celanaku, dan kukeluarkan kontolku agar belaian
lembut tangan Tia bisa langsung bersentuhan dengan batang kontolku. Tia nampak
kaget ketika memegang batang kontolku yang lmyan besar dan panjang. Tanganku
kembali kususupkan ke dalam BH nya dan kupilin kembali puting susunya sambil
tangan Tia terus mengosok batang kontolku.
Sayang, hanya kegiatan ini yang bisa kami lakukan.
Mungkin bila kami berdua di dalam kamar, pasti langsung kuentot si Tia ini,
dalam hatiku. Akhirnya, ketika film akan mencapai akhirnya kami pun menyudahi
kegiatan mesum kami. Namun satu hal yang membuat aku penasaran, karena isi
kontolku belun keluar. Sehingga aku merasa tanggung banget. Akhirnya, film pun
berakhir. Lampu ruang bioskop dinyalakan dan kami pun berjalan keluar dari
ruang bioskop. Setelah menonton, aku pun mengantar Tia pulang kerumahnya.
Semenjak kejadian di gedung bioskop, lambat laun
hubungan antara aku dan Tia semakin erat. Aku bahkan sering mengantarnya pulang
ke rumah dan sekedar bertamu di rumahnya. Kedua orang tuanya pun menerima
kehadiranku dengan tangan terbuka. Karena selain aku atasannya di tempat kerja,
kehadiranku di rumah Tia malah membawa suasana baru di rumahnya. Maklum, karena
keempat anak mereka perempuan semua. Sehingga sosok anak lelaki, serta kakak
bagi Tia sepertinya mereka dapatkan dengan kehadiranku.
Walaupun mereka tahu statusku sudah menikah dan
punya anak. Namun keluarga Tia tidak mempermasalahkan hubungan pertemananku
dengan Tia. Walau sebenarnya hubungannku dengan Tia lebih dari sekedar teman.
Namun, itu menjadi rahasia kami berdua. Untuk hubungan rumah tanggaku pun bisa
dibilang harmonis seperti biasanya, karena memang pekerjaanku di Mall sangat
menyita waktuku. Sehingga, aku memang terbiasa pulang malam.
Sore itu aku sedang duduk di depan komputerku
melihat data laporan pencapaian omset dan sedang membuat rencana plan untuk
promosi di weekend minggu ini. Rasa penat telah menghinggapiku, yang sedari
siang tadi sibuk berkutat di depan komputer. Kulirik jam tanganku, waktu
menunjukkan pukul 4.30 sore. Dan pada saat bersamaan, handphoneku pun berbunyi
yang menandakan ada pesan masuk. Kubuka handphoneku, dan ternyata yang
mengirimkan pesan adalah Tia.
“Selamat sore Pak, maaf mengganggu.. Kira- kira
Bapak lagi sibuk gak? Kalau missal lagi gak sibuk, saya mau minta tolong
anterin pulang bisa kch pak? Karena kebetulan Papa saya gak bisa njemput,
karena ada urusan. Terima kasih pak. Bls..” itu bunyi pesan singkat Tia yang
masuk di inbox handphoneku.
Akhirnya kuputuskan untuk mengiyakan permintaan
tolong Tia. Karena aku sendiri juga lagi jenuh di kantor dan ingin mencari
udara segar. Setelah kubalas pesan Tia untuk bisa mengantarnya pulang, akupun
menyimpan pekerjaanku dan berpesan kepada anak buahku bahwa aku akan keluar
sebentar untuk mengurus masalah promo dan sekalian makan. Kemudian aku
bergeggas menuju area parkir untuk mengambil mobilku. Tak lama, aku pun memacu
mobilku ke tempat Tia menunggu.
Dari kejauhan, kulihat Tia sedang menunggu di depan
Kantor Pos. Kuhentikkan kendaraanku dan kubukakan pintu mobilku dan akhirnya
Tia pun masuk ke dalam mobilku.
“Maaf ya, jadi kelamaan nunggunya..” ujarku ketika
Tia sudah berada di dalam mobil yang kemudian kujalankan kembali menyusuri ruas
jalan menuju kerumahnya.
“Gak lama kok Pak.. Justru saya yang meminta maaf
sudah merepotkan Bapak..” jawabnya.
“Ach, nyante aja dch.. Emank lagi ke mana Papamu ?
tanyaku. Papa sama mama dan adik- adik lagi ke rumah saudaranya mama Pak.
Makanya gak bisa jemput saya. Terus tadi mama bilang kalau bisa minta tolong
Pak Arie buat nganterin pulang. Ujar Tia.
“Oohhh. Ya udah kalau gitu.. Ya, hitung- hitung
sekalian refreshing.. Soalnya tadi bete banget di kantor..” ujarku. Dalam
hatiku sangat gembira, karena nantinya bisa berduaan saja dengan Tia.
“Ya, ntar Tia bikini kopi dch Pak buat balas
jasanya Bapak.. Atau ntar Tia pijetin dech pak, biar gak capek..” ujar
Tia sambil tersenyum manis. Sungguh suatu tawaran
yang sangat sulit untuk ditolak oleh laki-laki manapun. Akhirnya, sekitar 20
menit perjalanan kami pun tiba di rumah Tia. Tia segera turun dari mobil dan
membuka pagar rumahnya. Aku pun mengikutinya masuk setelah memarkirkan mobilku.
Aku pun duduk di sofa ruang tamu rumah Tia. Sementara Tia masuk ke kamarnya
untuk berganti pakaian. Kuambil sebatang rokok dan kunyalakan sambil menunggu
Tia berganti pakaian. Tak lama berselang, Tia pun keluar dari kamarnya.
Dan Tia sangat cantik sekali saat itu. Karena Tia
saat itu mengenakan daster yang sangat manis dan kontras ketika dikenakannya.
Aku pun memandangya dengan penuh kekaguman. Kurasakan jantungku berdetak
kencang, dan mataku memandang Tia seolah ingin menelanjanginya.
“Hayoo nglihatin dan mikirin apa Bapak Kok serius
banget sch nglihatin saya Emank ada yang salah ya pak dengan penampilan Tia ?”
ujar Tia membuyarkan lamunanku. ” Echh.. gakkk kokk.. Cuma kamu terlihat cantik
aja pake daster itu..” jawabku sambil menahan malu karena ketahuan melihat
dirinya.
“Hihihihi Mukanya Bapak merah tuch Ketahuan tuch
bohongnya..” ujar Tia sambil tertawa.
“Bentar ya pak, Tia bikini kopi dulu..
Mau pake susu kch Pak kopinya ? ” tawar Tia kepadaku.
“Low susunya pake susu kamu aku mau..” jawabku
sambil tertawa.
“Yach, punya saya belum keluar susunya Pak Lagian
enakkan langsung aja Pak.. Kalau di campur kopi kan panas” selorohnya sambil
mengayunkan langkahnya menuju dapur.
Tak lama pun Tia kembali dengan membawa baki
berisikan dua gelas kopi. Tia pun duduk di sampingku, sambil mempersilahkan aku
untuk meminum kopi buatannya. Kutuang kopi dalam cangkir ke piring alasnya dan
kunikmati kopi buatan bidadari cantik yang saat ini sedang duduk di sebelahku.
Setelah meminum kopi yang kutuang di piring tadi, kami pun saling berpandangan.
Lambat laun wajah dan bibir kami saling berdekatan, hingga akhirnya bibir kami
berdua bertemu dan saling berpagutan dengan mesra.
Kukecup bibirnya Tia dengan mesra sambil kumasukkan
lidahku ke dalam mulutnya. Tia pun menyambut kedatangan lidahku dengan
lidahnya. Hingga lidah kami pun saling beradu. Di sela- sela kami berciuman,
kuarahkan tangan kiriku kearah buah dadanya. Kuremas buah dadanya dengan lembut
dan perlahan. Tia pun mendesis menahan kenikmatan yang kini sedang kuberikan ke
bagian buah dadanya. Perlahan, tanganku pun menyusuri ke bagian bawah tubuhnya,
hingga akhirnya tanganku mencapai paha Tia.
Kurasakan begitu halusnya kulitnya ketika tanganku
menyusuri kulit pahanya yang putih. Kunaikkan dasternya hingga tampaklah celana
dalam Tia yang berwarna pink. Kuelus vaginanya dari bagian luar celana
dalamnya, bisa kurasakan memeknya sudah mulai basah akibat rangsangan yang
kuberikan. Kugesek bagian tengah memek Tia dari bagian luar celana dalamnya
dengan jari telunjukku yang membuat Tia semakin mendesah dan menggelinjang
menahan nikmat di tubuhnya. Kurebahkan Tia di sofa, kemudian kunaikkan
dasternya sampai di bagian buah dadanya. Kini aku bisa melihat dengan jelas
tubuh indah milik Tia walau masih terbungkus BH dan celana dalam yang warnanya
senada, warna pink.
Kuremas kedua buah dadanya sambil kuciumi kulit
payudaranya yang begitu putih menawan. Kuremas dan kujilati kulit payudaranya
sehingga membuat Tia semakin menggelinjang. Tangan Tia berusaha menggapai area
kontolku, dan ketika menemukannya Tia mengelus- elus kontolku dari bagian luar
celanaku yang membuat kontolku semakin keras dan tegang.
Kususupkan tangan kananku ke belakang tubuhnya yang
kini sedang kutindih, akhirnya tanganku menemukan pengait BHnya dan segera
kulepas pengaitnya. Akhirnya BH nya pun terlepas, sehingga nampaklah di depan
mataku kedua payudaranya yang tidak terlalu besar namun sangat kencang, ranum,
putih dan dihiasi aerola berwarna coklat muda dengan putting yang mencuat
karena terangsang. Kujilati dan kusedot putting payudaranya, sementara tangan
kiriku menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.
Bisa kurasakan memeknya yang basah dan hangat dan
tidak berbulu. Ternyata Tia mencukur habis bulu memeknya, sehingga tanganku
bisa leluasa dan mudah menemukan klitorisnya. Kutekan klitorisnya dengan jariku
sambil kugesekkan jariku secara perlahan dari atas ke bawah yang semakin
membuat Tia mendesah dan menggelinjang tak karuan menahan rangsangan yang
kuberikan ke payudara dan memeknya. Memeknya pun semakin basah akibat
rangsangan yang kuberikan. Bahkan kontolku pun diremasnya dengan kuat sehingga
aku merasa ngilu sekaligus keenakan akibat remasannya walaupun masih terhalang
celana yang kukenakan.
Aku sedang asyik mengulum putting susunya ketika
Tia mendorongku dan berusaha bangun, sehingga aku sempat terdorong ke arah
belakang. Dengan ganasnya Tia melepas ikat pinggangku dan membuka resleting celanaku.
Sehingga kontolku yang sudah tegang dan mengeras namun masih terbungkus celana
dalamku terpampang di hadapannya. Tia pun sempat terpana melihat kontolku yang
masih terbungkus celana dalamku, namun itu hanya berlangsung singkat. Dengan
cepat tangannya mengeluarkan kontolku dari balik persembunyiannya, sehingga
kini kontolku mengacung dengan gagahnya dengan urat-urat yang Nampak semakin
indah di mata Tia.
Tia pun mencondongkan kepalanya untuk mengulum
kontolku. Lidahnya menyapu dan menjilati kepala kontolku, sehingga aku semakin
merasa geli dan nikmat akibat permainan lidahnya. Puas dengan menjilati kepala
kontolku, akhirnya kontolku pun terbenam di dalam mulutnya. Tia menyedot
kontolku sambil menggerakkan kepalanya ke atas dan ke bawah sehingga kontolku
pun semakin lancar keluar masuk dalam mulutnya sambil sesekali Tia menyedotnya
seperti sedotan. Bahkan terkadang kontolku mentok di dalam mulutnya Tia,
sehingga aku pun semakin menggelinjang dan geli dibuatnya.
Ternyata Tia sangat hebat melakukan oral seks,
sampai- sampai aku menggelinjang dibuatnya. Aku pun tidak mau kalah, kuremas-
remas buah pantatnya yang semok dan sangat halus dari bagian luar celana
dalamnya. Kumasukkan tanganku ke dalam celana dalamnya dan kuelus sambil
terkadang kuremas pantatnya yang bahenol sambil kusisipkan jariku diantara
belahan pantatnya sampai ke arah memeknya yang semakin basah dan hangat.
“Ayo Pak, cepetan Keburu ada yang pulang ntar.. ”
ujar Tia seraya menyudahi kegiatan oralnya dan kemudian terlentang di atas sofa
dengan kedua paha direntangkan sehingga menampakkan memeknya yang masih
terbungkus celana dalam pinknya. Segera kulepas celana dalamnya, Tia pun agak
mengangkat pantatnya untuk memudahkan aku melepas celana dalamnya.
Sungguh pemandangan memek yang sangat indah. Di
depanku kini terpampang memek yang tanpa bulu alias gundul dengan labia mayora
yang begitu indah. Aku mengarahkan mukaku ke arah memeknya untuk menghisap
memeknya yang begitu membuat aku bernafsu. Namun Tia menutupnya dengan salah
satu tangannya.
“Jangan Pak, kan kotor.. Lagian saya malu pak..”
ujar Tia.
Aku pun tidak mengiraukan ucapannya, kusibak
tangannya yang menutup memeknya dan segera kujilat memeknya yang semakin basah
dan merekah merah. Tia pun mendesah sambil mengangkat pantatnya ketika lidahku
mulai menyusuir setiap inci bagian lubang memeknya.
Kujilat dengan lembut klitorisnya dan terkadang
kusedot klitorisnya yang semakin membuat Tia terengah- engah dan menggelinjang.
“Pakkkk…akkkuu… keluarrr….” desah Tia tertahan
sambil mengangkat pantatnya dan mengejang ketika mencapai orgasmenya yang
pertama dengan lidahku.
Bisa kurasakan aliran cairan hangat dari memeknya
yang terasa asin dan khas sekali. Kutatap mata Tia, dan Tia tersenyum membalas
tatapan mataku. Tatapan dan senyuman yang mengekspresikan kepuasan dalam
batinnya karena telah berhasil merengkuh kenikmatan orgasme denganku walau
hanya menggunakan lidahku. “Kita pindah di kamar ya Pak ? ” ajak Tia. Aku pun
segera bangkit dan menggandeng tangannya dan mengayunkan langkah ke arah
kamarnya. Di dalam kamarnya, segera kulepas celana dan bajuku sehingga aku pun
kini dalam keadaan telanjang bulat di depan Tia.
Sementara Tia pun tidak mau kalah dan segera
meloloskan dasternya serta BH nya yang hanya menggantung di pundaknya. Sehingga
kini kami berdua telah sama- sama telanjang bulat. Tia pun berbaring di atas
kasurnya dalam keadaan terlentang dan melebarkan kedua pahanya untuk memudahkan
aku memasuki relung memeknya yang sudah menantikan kehadiran kontolku.
Kuusap-usap belahan memek dan klitorisnya dengan kepala kontolku yang sudah
licin akibat air ludah Tia dan cairan precumku. Tia semakin melengguh dan
menggelinjang karena perlakuanku pada memeknya.
“Cepet masukkin Pak Tia udach gak tahan..” ujar
Tia. “Apanya yang dimasukkin Tia ? ”
jawabku ingin memancing kata-kata
vulgarnya.
“Masukkin kontol Bapak Tia pengen memek Tia
dimasukkin kontol Bapak Tia pengen dientot sama kontol Bapak..” ujar Tia dengan
penuh nafsu dan sudah tidak mengidahkan
norma- norma kesopanan yang ada.
Akhirnya kuarahkan kepala kontolku ke dalam
memeknya sambil kutekan secara perlahan- lahan. Tia menggigit bibirnya berusaha
menahan kenikmatan yang akan menghampirinya. Perlahan kontolku mulai masuk dan
menyeruak ke dalam relung memeknya yang sudah sangat basah. Bless kontolku pun
akhirnya terbenam seluruhnya di dalam memeknya.
Kudiamkan kontolku sebentar,
berusaha menikmati ketatnya lubang memeknya dan kedutan- kedutan nikmat yang
menjalar di seluruh batang kontolku. Ternyata Tia sudah tidak perawan, yang
akhirnya secara tidak langsung menjawab pertanyaan dalam hatiku.
Setelah memek Tia mulai terbiasa dengan kontolku,
aku pun mulai menggerakan pantatku maju dan mundur. Kontolku pun mulai keluar
dan masuk secara perlahan di dalam memeknya. Tia mendesah dan berusaha meresapi
setiap gerakan keluar masuk kontolku di dalam vaginanya. Aku pun mempercepat
gerakan maju dan mundur pantatku, sehingga suara kecipak berpadunya kelamin
kami semakin riuh meramaikan suasana. Di tambah lagi, suara beradunya
selangkanganku dengan selangkangan Tia semakin menambah merdu dan bernafsunya
acara persetubuhan kami. Semakin lama, gerakan Tia pun semakin liar.
Pantanya ikut bergoyang mengikuti irama maju
mundurnya pantatku. Tak lama kemudian, Tia pun mengerang dan mengejang kembali.
“Achhhh.Pakkk Akkkuuu..kelluarrr lagiiii…” erangnya
menyambut orgasme keduanya. Sedangkan aku, masih belum ingin menyelesaikan
persetubuhan terlarang ini.
“Gillaa Bapak hebat banget sch. Tia sampai dua kali
orgasme..” ujar Tia seraya tersenyum dan berusaha mengatur nafasnya.
Kubalikkan badanya Tia hingga posisinya tengkurap,
dan kunaikkan pantatnya sehingga lubang memeknya ikut naik dan merekah.
Kuposisikan kontolku di depan memeknya dari arah belakang dan blesskontolku pun
kembali menyeruak masuk ke dalam memeknya Tia. Aku pun menggerakan kembali
pantatku maju dan mundur sehingga kontolku kembali menyeruak masuk seperti
piston yang sedang bekerja. Dalam posisi doggy style ini, bisa kurasakan
memeknya sangat menjepit kontolku sehingga membuat aku semakin bernafsu
menyodok memeknya.
Tia pun semakin mendesah dan menikmati pompaan
kontolku dalam memeknya. Kuremas payudaranya yang menggantung dengan kedua
tanganku sambil kontolku terus memompa memeknya dengan penuh nafsu sampai
terkadang kepala kontolku mentok dan menyundul rahimnya. Ketika kontolku mentok
dan menyundul rahimnya Tia semakin mendesah dan mengerang kenikmatan.
“Ochhh. Enak bangget pak Kontol bapak mantap banget
Panjang dan gede banget, sampai rasanya mentok di memekku pak Bapak emang
pengalaman banget ngentotin wanita Tia mau dientotin terus sama Bapak..” ujar
Tia meracau.
“Ya Tia, memek kamu juga enak banget Kontolku
rasanya pengen ngentotin kamu terus..” jawabku. Akhirnya, kurasakan kontolku
mulai berdenyut akibat aliran spermaku yang mulai berbaris antri ingin segera
keluar dari batang kontolku.
Segera kucabut dan kuarahkan ke pantatnya Tia, dan
crottt.crotttt. Kontolku pun memuntahkan isinya di pantat Tia. Banyak sekali
spermaku yang keluar dari kontolku dan begitu kental. Andaikan spermaku masuk
ke dalam memeknya Tia, bisa dipastikan kenikmatan yang baru saja kami rengkuh
akan berakhir bencana. Aku pun tergolek di samping badannya Tia dan menatapnya
dengan senyum kepuasan. Sementara Tia pun membalas senyumanku dengan senyum
yang sangat manis. Senyuman manis dari seorang wanita yang telah puas karena
berhasil mencapai puncak orgasmenya.
Kukecup kening Tia dengan mesra dan hangat. Tia pun
tersenyum senang dengan perlakuanku tadi. Segera kuambil tissue di meja
kamarnya untuk membersihkan sperma di pantatnya, dan kami berdua pun segera
berpakaian kembali. Karena tanpa terasa sudah satu jam kami bersetubuh, dan
sudah waktunya aku kembali ke kantor. Ketika aku akan berpamitan, Tia pun
mencium tanganku yang kemudian kubalas dengan mencium bibirnya dan keningnya.
Aku pun sadar, bahwa hubungan kami ini akan
berlanjut dan persetubuhan terlarang ini pasti akan kami ulangi. Namun, kami
berdua tetap berkomitmen bahwa hubungan yang kami lakukan ini adalah hubungan
tanpa ikatan. Karena Tia pun menyadari statusku yang bukan bujang lagi. Aku pun
menghidupkan kendaraanku dan menjalankan mobilku ke arah kantor, diiringi
lambaian tangan Tia yang seolah enggan dan berat melepaskanku.
Baca juga :
Very good idea you've shared here, from here I can be a very valuable
ReplyDeletenew experience. all things that are here will I make the source of
reference, thank you friends...
obat vimax canada
obat hammer thor's
obat pembesar klg
obat pembesar penis
vimax canada
pembesar penis
obat pembesar
agen vimax
apotik vimax
obat penis bikin besar
pembesar klg
distributor vimax
Cara mempembesar dan perpanjang alat vital pria