Kejadian ini terjadi
beberapa waktu yang lalu tepatnya 02/16/01 pada saat saya sedang sangat horny
dengan pelukan dari seorang pria. Entah mengapa, sejak SMP saya mempunyai
libido yang sangat besar, saya tidak pernah puas dengan sex yang telah saya
lakukan.
Saya sering melakukan
hubungan sex dengan pacar saya, William. Saya melakukan setiap kami bertemu,
tetapi sekarang rasanya tidak mungkin untuk memuaskan nafsu seks saya andai
saya hanya terpaku pada dia sebab dia sekarang berada di Hawai, sedangkan saya ada
di Inggris.
Beberapa kali saya
memuaskan nafsu saya sendiri dengan vibrator yang saya miliki selama ini. Untuk
pembaca ketahui, saya telah mempunyai vibrator 2 buah dengan bentuk dan ukuran
yang berbeda. Sengaja saya tulis ini dalam bahasa Indonesia, sebab saya sungguh
tidak ingin berkesan sombong apabila saya menulis ini dalam bahasa Inggris, dan
maafkan saya apabila cerita saya ini tidak seperti cerita yang ada di dalam
situs ini selama ini, saya akui jujur bahwa saya tidak pandai untuk
menggambarkan apa yang saya rasakan dalam berhubungan sex demikian pula pada
lawan jenis saya. Maafkan pula bahwa saya tidak dapat menggambarkan seberapa
besar atau panjang kemaluan lawan jenis saya.
Begini ceritanya,
beberapa hari yang lalu, saat saya sangat horny untuk melakukan hubungan sex,
saya mencoba untuk melakukannya dengan vibrator yang telah saya miliki, namun
pada saat saya sedang melakukan itu, saya merasa bosan dengan apa yang sedang
saya lakukan pada saat itu, sehingga saya putuskan untuk menghentikannya. Sejenak
saya berpikir, apa yang harus saya lakukan. Entah berapa lama saya berpikir,
tiba-tiba muncul ide untuk menelpon Raymond (teman setanah air), dan saya
mengatakan pada dia bahwa saya sedang horny.
Pembaca, saya berani
mengatakan ini pada Raymond sebab selain penisnya cukup besar dan dia pun cukup
hebat dalam berhubungan seks, saya dan dia sepakat bahwa kami saling mengisi
layaknya suami istri, kesepakatan ini kami sepakati sejak hubungan seks kami
yang pertama kali, entah kapan saya tidak ingat dengan pasti. Saya dan Raymond
telah beberapa kali melakukan hubungan seks. Kami tidak memiliki komitmen
apapun, maksudnya, Raymond tetap hidup bebas dan saya pun tetap hidup bebas,
kami tidak berkomitmen bahwa kami berstatus pacaran.
Singkat cerita,
akhirnya Raymond datang ke flat saya, waktu itu pukul 17:45 menit, ia lebih
cepat 15 menit dari janjinya sendiri. Pada saat dia datang, dia masuk begitu
saja seperti yang biasa dia lakukan. Dia langsung duduk di sofa dsn menonton TV
yang sudah saya nyalakan sebelumnya. Setelah menutup pintu dan mengambil dua
red wine glasses serta satu botol red wine Aussie (Souvinon ’97) yang isinya
kurang lebih setengah, saya duduk di samping Raymond.
Raymond begitu dingin,
tidak seperti biasanya, kami sempat saling berdiam dengan seribu bahasa, hingga
akhirnya dia mulai membuka pembicaraan dan mengatakan pada saya bahwa
sesungguhnya dia sedang malas untuk melakukan hubungan seks. Saya katakan
sekali lagi sama dia bahwa saya sedang horny dan saya benar-benar ingin
berhubungan seks sambil merangkulnya dan mengesun pipi kirinya.
“Mond, sorry ya kalo
kamu sedang ngga horny tetapi aku sekarang bener-bener lagi pengeenn.. dech”
kata saya pada dia.
“Tolong ya, pleasee..”
lanjut saya.
Tanpa dikomando
olehnya, saya beranjak dari tempat duduk, lalu menyalakan video VHS saya untuk
menayangkan blue film. Entah berapa lama, dia tetap pada sikapnya, dia bersikap
begitu dingin, dia hanya mengubah tempat duduknya dan sesekali menuang red
wine, lalu menuangnya pada gelasnya dan meminumnya beberapa teguk. Hingga pada
akhirnya, nafsu seks saya sendiri semakin menggebu-gebu dengan ditambahnya
visualisasi yang ditampilkan pada TV saya sendiri.
Saya memperhatikan
Raymond, saya lihat wajahnya, saya lihat sorot matanya, dan saya pun melihat
kemaluannya yang masih terbungkus dengan blue jeans. Tampaknya dia mulai
terangsang dengan apa yang sedang dia lihat, terlihat dari penisnya yang mulai
mengeras dan rasanya mau keluar dari celana jeansnya itu.
Semakin dahsyatnya
nafsu saya hingga akhirnya saya pun memulai untuk melakukan hubungan seks
dengannya. Pertama-tama saya sun dengan lembut pipi kirinya dan saya raba
penisnya, saya elus, dan sesekali sedikit saya remas. Saya tidak lama melakukan
hal itu, sebab Raymond membalasnya dengan membuka celana jeansnya, lalu membuka
resletingnya. Saya tahu apa yang dia inginkan. Saya pun membantunya untuk
membukakan jeans itu sebab Raymond agak sulit dengan posisinya sambil duduk,
saya bantu menurunkan celana jeans serta celana dalamnya yang berwarna coklat.
Setelah dia menanggalkan
celananya, saya langsung berjongkok di depannya lalu saya pun langsung
menggenggam penisnya dan langsung saya jilat, kulum serta kocok dengan lembut.
Sungguh saya sudah tidak bisa menahan gejolak yang ada di dalam diri saya, saya
benar-benar menikmati apa yang sedang saya lakukan, saya benar-benar bisa ikut
merasakan seperti yang sedang dirasakan oleh Raymond.
Saya kulum penisnya,
sesekali saya jilat pada ujungnya sedangkan tangan kanan saya, menaik-turunkan
kulit penisnya dengan lembut, saya pun sesekali memasukkan salah satu jari saya
pada lubang duburnya. Sambil saya kulum, sesekali saya lihat wajahnya, dia
tampak menikmati kuluman serta hisapan saya. Dia memejamkan mata dan sesekali
mendesah pelan.
Dia sesekali memegang
kepala saya sambil mendesah kenikmatan. Dia sesekali melihat apa yang sedang
saya lakukan sambil berusaha menjamah payudara saya yang masih terbungkus
dengan pakaian saya dan bra di dalamnya. Dia pun tampak sesekali bergetar.
Sungguh saya tidak peduli dengan apa yang dia lakukan, saya senang dengan
reaksinya atas apa yang saya lakukan terhadap dia. Beberapa kali saya merasakan
rasa asin dari beberapa hisapan saya, hingga akhirnya penis yang sedang saya
kulum itu sangat keras dan berada pada posisi puncaknya. Saya tersenyum melihat
apa yang saya lihat, sebab metode yang baru dan sedang saya lakukan membuahkan
hasil.
Entah berapa lama saya
mengulum penisnya, dan akhirnya saya pun menyudahinya. Saya berdiri dan
melepaskan semua pakaian yang ada di tubuh saya, Raymond pun membuka kemejanya yang
bercorak kotak-kotak, lalu duduk kembali pada posisinya semula. Tampak payudara
saya dan kulit saya yang putih serta bulu yang tumbuh halus di daerah atas
kemaluan saya. Untuk pembaca ketahui, saya memiliki ukuran 34B-28-38 dengan
postur tinggi 169-170 cm. Setelah saya melepas semua pakaian saya, saya lalu
berdiri di atas sofa, saya arahkan kemaluan saya pada wajah Raymond.
Rasanya Roymond tahu
apa yang saya inginkan, dia pun langsung memegang kemaluan saya dengan tangan
kirinya, lalu saya angkat kaki kiri saya hingga akhirnya kemaluan saya tepat
berada di depan wajah Raymond. Dia hisap, dia jilat dan dia mainkan klitoris
saya, juga dimasukkannya salah satu jarinya pada vagina saya. Saya begitu
menikmati permainan Raymond dengan sesekali mendesah. Sungguh hebat permainan
tangan dan lidahnya pada kemaluan saya hingga saya pun mengoyang-goyangkan
kecil pinggul saya ke kiri dan ke kanan .
Saya pun tidak tahu
persis berapa lama saya melakukan hal ini, hingga akhirnya saya mengangkat
tubuh saya hingga menjauhkan kemaluan saya pada wajah Raymond. Saya pun menarik
Raymond untuk berdiri, dan saya turun dari sofa yang barusan saya naiki. Sambil
berpaling, membelakangi Raymond, saya menarik tangannya menuju salah satu sudut
flat saya yang ada jendelanya dan telah saya buka sedikit jendela tersebut.
Setelah membelakangi tubuh Raymond sehingga saya menghadap keluar, namun saya
tetap memegang penisnya, saya arahkan penis itu pada vagina saya, sedang tangan
kanan saya memegang salah satu bagian dari jendela.
Ooh.. rasanya sulit
diungkapkan dengan kata-kata pada saat senjata itu masuk dalam liang surga
saya, saya begitu bergejolak, nafsu seks saya semakin memburu, nafas dan detak
jantung saya sudah tidak beraturan. Saya maju mundurkan pantat saya dengan
sesekali menggoyangkan ke kiri atau ke kanan atau memutar-mutar kecil pinggul
saya, demikian pula yang dilakukan oleh Raymond, dia maju mundurkan kemaluannya
sehingga terdengar suara dari gesekan antara pantat saya dengan daerah perutnya
Sungguh, sekali lagi saya katakan bahwa saya benar-benar menikmati apa yang
sedang saya lakukan, saya benar-benar menikmati hubungan seks yang sedang
terjadi pada saya saat itu.
Beberapa kali saya dan
Raymond mendesah karena tidak dapat menahan rasa nikmat yang kami rasakan dari
hubungan seks ini. Sesekali Raymond berusaha untuk meremas payudara saya yang
menggantung ke bawah dan memilin dengan lembut puting saya, dia pun sesekali
memasukkan salah satu jarinya pada lubang anus saya. Ngilu rasanya pada saat ia
melakukan ini, tetapi rasa ngilu itu tetap tidak dapat menghilangkan rasa
nikmat yang saya rasakan dari vagina saya.
Perasaan nikmat yang
menjalar pada seluruh tubuh saya makin lama makin memuncak. Saya menikmati
setiap dorongan senjata Raymond pada lubang surga saya, saya pun menikmati setiap
tarikan seolah ingin mengeluarkan kejantanan itu dari milik saya. Rasa nikmat
saya akhirnya mencapai puncak, dan saya sudah tidak dapat menahan semua itu
hingga saya katakan pada Raymond bahwa saya ingin orgasme.
Ketika saya mengatakan
bahwa saya orgasme, Raymond pun menarik tubuh saya sehingga wajah kami begitu
dekat, lalu dia mencium bibir bagian luar saya. Saya pun menekan dalam-dalam
vagina saya hingga menelan semua batang kejantanannya. Sungguh rasa nikmat yang
tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata apa yang sedang saya alami saat itu.
Semua syaraf yang ada di tubuh saya beberapa detik lamanya menegang bersamaan
dengan lendir yang menyembur dari klitoris saya. Beberapa detik saya diam
berdiri pada posisi saya hingga akhirnya saya kembali pada posisi saya semula
memegang salah satu sudut jendela sedangkan Raymond melanjutkan untuk memompa
penisnya di dalam lubang nikmat saya.
Pada saat-saat pertama
setelah saya orgasme, saya merasa lemas namun saya tetap melakukan hubungan
seks, dia tetap mengeluar-masukkan penisnya dalam vagina saya. Saya merasa
hampa dan lemas. Pada saat itulah saya hanya berdiam diri dan merasakan
dorongan-dorongan yang dilakukan oleh Raymond, saya tidak lagi memutar-mutar
pinggul saya ataupun ikut memaju-mundurkan pantat saya.
Akhirnya saya pun
memegang batang kejantanan Raymond, lalu melepaskannya dari dalam vagina saya,
saya ingin mengulum dan menghisap penisnya agar saya dapat membangkitkan nafsu
seks saya lagi. Saya pun berbalik badan, lalu saya berjongkok hingga akhirnya penisnya
itu tepat di depan wajah saya. Saya kulum penis itu, saya hisap dan saya jilat
juga pada daerah ujung penis Raymond, masih terasa lendir saya pada penis
Raymond, namun saya tidak peduli, saya tetap hisap, kulum dan kocok penis itu.
Mungkin terlalu bernafsunya
saya untuk membangkitkan nafsu seks kembali lagi, hingga akhirnya tanpa terasa
sudah berapa lama saya melakukan itu. Roymond mengatakan bahwa dia ingin
klimaks. Mendengar itu, saya langsung berdiri dan menyuruhnya untuk tiduran di
karpet, sedangkan saya akan berada di atasnya. Saya pegang penisnya lalu
memasukkan ke dalam liang nikmat saya dengan posisi saya tetap membelakangi
Raymond, saya menaik-turunkan badan saya.
Mula-mula pelan-pelan
namun makin lama makin cepat hingga payudara saya yang agak besar ini
bergoyang-goyang secepat seperti yang saya lakukan. Semakin cepat saya
menaik-turunkan tubuh saya hingga makin cepat pula gerakan penis itu keluar
masuk dalam vagina saya dan akhirnya Raymond mengatakan lagi pada saya bahwa
dia ingin keluar.
Pertama-tama saya
tidak terlalu peduli hingga akhirnya Raymond mengatakannya dengan agak teriak
bahwa dia sudah tidak tahan lagi. Cepat-cepat saya ambil posisi untuk dapat
mengulum penis Raymond, memang benar, dalam hitungan detik setelah beberapa
kali saya sempat mengulumnya, Raymond menyemburkan beberapa kali spermanya
hingga beberapa diantaranya mengenai pipi dan sekitar bibir saya. Saya tetap
mengulumnya, saya telan semua sperma Raymond hingga bersih dan saya jilat
beberapa kali pula lubang yang ada di ujung penisnya. Beberapa kali tubuh
Raymond bergetar atas perlakuan saya.
Dan kami pun akhirnya
membasuh tubuh kami di dalam kamar mandi. Saya sempat membilas beberapa kali
tubuh saya dengan air. Keluar dari kamar mandi, kami pun berpakaian kembali.
Kami duduk di sofa semula dan menikmati red wine yang ada di gelas kami
masing-masing. Saya memeluk manja Raymond, kalau saya perhatikan, dia adalah
pria yang tidak bisa dinilai jelek, baik itu wajahnya juga bentuk tubuhnya.
Mungkin banyak cewek yang tergila-gila sama dia andai dia tinggal di Indonesia.
Baca juga :
Very good idea you've shared here, from here I can be a very valuable
ReplyDeletenew experience. all things that are here will I make the source of
reference, thank you friends...
obat vimax canada
obat hammer thor's
obat pembesar klg
obat pembesar penis
vimax canada
pembesar penis
obat pembesar
agen vimax
apotik vimax
obat penis bikin besar
pembesar klg
distributor vimax
Cara mempembesar dan perpanjang alat vital pria