Karena sendirian aku
kadang kesepian di tempat kost, karena tempat kosku memang bukan untuk kost
pada umumnya. Aku sengaja cari paviliun biar tenang. Untunglah aku berkenalan
dengan anak pemilik kost yang masih mahasiswa sehingga aku tidak kesepian. Dia sangat
tampan menurut ukuranku. Dia cukup atletis dan memiliki bibir seksi. Kami
sangat akrab bahkan sangat akrab.
Hingga suatu hari kami
hanya berdua duduk di teras paviliun rumah. Tempatnya dio belakang dan sejuk
membuta kami terbuai. Sambail ngobrol berdua, tidak ada orang di kiri kanan
karena hanya aku yang kost, kami berdua duduk bersebelahan dengan rapat. Kemudian
Ary membuka pembicaraan dengan kembali mengulangi pertanyaannya. “Berapa lama
kamu tugas di luar kota?”
Kujawab, “Yah.. dua
bulanan, memang kenapa Ri? “Apa Wita nggak akan kesepian begitu cukup lama
tinggal sendirain?” kata Ary. “Yah tentunya normal dong kesepian, apalagi nggak
disiram-siram.” kuulangi jawaban yang sama sambil kupandang wajah Ary dengan
ekspresi menggoda.
Tiba-tiba Ary
meletakkan tangannya di pundakku dan menatapku. Tak mau mau kalah aku dengan
beraninya menarik wajahnya. Kemudian aku mencium pipi dan melumat bibirnya
dengan penuh nafsu. Dia meladeni ciumanku. Diriku seperti terbang, kulayani
lumatan bibirnya dengan penuh nafsu pula. Sambil berciuman, dengan lirih Ary
bertanya, “Oh Wita sangat cantik, boleh nggak Ary mengisi kesepian Wita?”
Sebagai jawaban kubisikkan di telinganya, “Oh.. Ri, boleh saja, Wita memang
kesepian dan butuh orang yang dapat
memuaskan..”
Sambil berciuman,
tangan Ary membuka kancing bajuku dan memasukkan tangannya di balik kutangku
sambil meremas-remas buah dadaku dan memilin-milin puting susuku. Tubuhku
menggelinjang menahan rangsangan tangannya. Kemudian tangannya terus turun ke
bawah, dari balik rokku dan celana dalamku yang sudah basah, ia memasukkan
jari-jari tangannya mempermainkan klitorisku. Setelah sama-sama telanjang,
Nafsuku semakin naik, dengan lirih aku mengerang,
“Oh.. oh Ri, aduh Ary
pinter sekali.. oh.. puaskan Wita Ri.. Oh..” Dengan semangat Ary mempermainkan
vaginaku sambil kadang-kadang ia melumat bibirku. Tubuhku terasa terbang
menikmati permainan jari-jari tangannya di vaginaku. Kurasakan satu dan
akhirnya dua jari Ary masuk ke dalam lubang vaginaku. “Oh.. Ri.. aduh.. enaknya
Ri.. oh terus Ri..” aku mengerang menahan kenikmatan. Mendengar eranganku,
kedua jari tangan Ary makin mengocok lubang vaginaku dengan gerakan yang sangat
merangsang.
Dan akhirnya, beberapa
menit kemudian karena tak tahan, aku mencapai orgasme. “Oh Ri, aagh.. Wita
keluar Ri..” Kujilati seluruh permukaan wajah Ary dan kulumat bibirnya dengan
nafsuku yang masih tinggi. Ary masih tetap memainkan kedua jarinya di dalam
vaginaku. Begitu hebatnya permainan kedua jari tangan Ary yang menyentuh
daerah-daerah sensitif di dalam lubang vaginaku, membuatku orgasme sampai tiga
kali.
Kelihatannya Ary
begitu bernafsu dan saat itu ia mengajakku bersetubuh.“Wita.. boleh nggak Ary
masukkan kontol Ary ke dalam apem Wita?”Kujawab saja, “Jangan di sini Ri,
bahaya kalau ketahuan, nanti di rumah saja ya Yang..” “Benar nih jangan bohong
ya.. dan bagaimana caranya?” tanya Ary. Kujawab saja, “Nanti kamar nggak
dikunci, masuk aja Ri, yang penting jangan ketahuan orang rumah.”
Tak mau berlama-lama
kuajak dia ke kamarku. Dengan sekali dorongan di tempat tidur dia terlentang di
tempat dengan kontol yang ngaceng menantangku. AKu tak tak sabar dengan
nafsuku. Kupegang kontolnya selanjutnya kukocok, kujilat, kuremas. Beberapa
menit aku asik memainkan kontolnya hingga mulutku terasa sesak dan pegal.
Sambil bersimbah aku mainkan aksiku mengerjain kontolnya dengan posisi sambil
duduk. Aku minta dia telentang di lantai untuk oral seks di bawah.
Ganti posisi 69 dengan
aku diatas membuat aku sangat puas. Sambil posisi 69 dan kutunggangi dia aku
mengulum dan mongocok kontolnya. Kami ‘terjebak’ dalam posisi 69. Dengan liar
lidahnya menjelajahi permukaan vaginaku. Dia menikmati aksiku dan aku menikmati
aksi jilatan lidah di memekku. Tangannya meremas kedua payudaraku mengimbangi
kenikmatan di memekku. Aku lebih pengalaman harus mengajarinya karena dia
memang belum pengalaman. Hingga kurasakan di mulutku kontolnya sudah makin
mengeras segera kuarahkan ke vaginaku. Kutunggangi dia.
Kuarahkan kontolku ke
dalam memeku yang sudah dari siap menelan kontolnya. Rasa nikmat luar biasa
menghinggapiku, ketika batang penisnya mulai menerobos liang vaginaku.
“Uh..
Nikmat sekali.. aku suka kontolmu.. Enak..” desahku sambil menggoyangkan
tubuhnya naik turun di atas tubuhnya.
“Heh.. Heh.. Heh..”
begitu suara yang terdengar dari mulutku. Seirama dengan ayunan tubuhnya di
atas kontolnya. “aku suka.. Ahh.. Ngentotin anak muda.. Ahh.. Seperti kamu..
Yes.. Yes..” aku terus meracau sambil menikmati tubuhnya. Tangannya kemudian
menarik tanganku dan meletakkannya di payudaraku yang bergoyang-goyang
berirama. Diapun aku minta meremas-remas payudara kenyal itu. Suara desahanku
semakin menjadi-jadi.
“Enak.. Ahh.. Ayo
terus.. entotin aku .. Ah.. Anak pintar.. Ahh..” Tak lama tubuhku mengejang.
Dengan lenguhan yang panjang, aku mengalami orgasme yang kedua kalinya kemudian
rubuh di atasnya. Karena dia belum ejakulasi, nafsukupun masih tinggi menunggu
penyaluran. Dibalikkan tubuhjy dan digenjot penisnya dalam liang kewanitaanku.
Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Kali ini eranganku yang menggema dalam
kamar tidur itu.
“Oh.. Enak Ary ..
Yes.. Yes..” erangku ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan
guncangan.
“AKu mau keluar Wit
..” kata dia ketika aku merasakan air mani sudah sampai ke vaginaku.
“Keluarin
di mulutku, sayang..” Akupun mencabut keluar penisnya dan mengarahkannya ke
wajah ku. AKu langsung meraih penisnya, untuk kemudian dimasukkan ke dalam
mulutku.
“Ahh.. ahh..” jeritnya
ketika dia menyemburkan spermanya dalam mulutku. Sambil mengocok kontol hingga
hampir seluruh sperma masuk ke dalam mulutku. Setelah puas mengulum dan
menyedot spermana aku mengeluarkan penisnya dan mengusap-usapkannya pada
seluruh permukaan wajahku. Dengan nafsu aku menjilati seluruh batang kontol
yang penuh sperma. Pemandangan indah ini membuatku dia berdaya dan aku rebah.
Sementara aku menindih dan menciuminya. “Enak sayang?” tanyanya sambil t
ersenyum genit. “Enak
Dunk … jawabku.
Malamnya aku minta dia
untuk janjian untu bercinta lagi. Dia setuju. Sesampainya di pavilium rumah,
selesai mandi kukenakan daster tidurku tanpa celana dalam, dan kusemprotkan
parfum di tubuhku, siap menanti pria yang akan mengisi kebutuhan seksku. Sambil
tidur-tidur ayam, kunantikan Ary masuk ke kamarku. Sekitar jam 01:00, kulihat
pintu kamar yang sengaja tidak kukunci secara perlahan dibuka orang.
Kulihat Ary masuk.
Setelah ia menutup kembali pintu kamar dan menguncinya, ia menuju tempat tidurku
dan langsung menindih tubuhku dan menciumi wajah serta bibirku. Sambil
menciumiku, tangannya menggerayangi vaginaku. Ary berkata, “Wah sudah siap nih
ya.. nggak pakai celana dalam..” Tak berapa lama Ary mengangkat dasterku dan
mempermainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang vaginaku,
membuatku melayang dan vaginaku cepat banjir.
Ternyata Ary juga
sudah siap dengan tidak memakai celana dalam. Digesek-gesekannya kontolnya yang
sudah mengeras di pahaku sambil jari-jari tangannya mempermainkan vaginaku.
Kubalas gerakan Ary dengan meremas-remas dan mengocok kontolnya. Nafsuku
semakin naik, begitu juga Ary karena nafasnya terdengar semakin memburu. Sambil
tersengal-sengal, ia melenguh, “Oh.. oh.. Wita.. Ary sudah nafsu.. Wita haus
kan.. Ary masukkan ya..”
Aku pun sudah tidak tahan, “Oh Ri.. masukkan cepat
kontolnya.. Wita sudah nggak tahan.. Ohh Ri..” kami berguling-guling bergantian
diatas. Kasurku berantakan seperti kapal pecah karena aksi pergumulan seru
kami. AKu tak peduli. Layaknya orang berkelahi kami bergantian saling menindih
dan mengunci.
Tak sabar juga aku
akhirnya aku pasrah. Kemudian, “Slep..” kurasakan kontol Ary yang lebih besar
dan panjang dibandingkan lontong suamiku itu masuk dengan mudah masuk ke dalam
lubang vaginaku yang sudah benar-benar basah itu. Kurasakan kontolnya sampai
menyentuh dinding vaginaku yang terdalam. “Oh.. Ri.. aduh enaknya Ri.. oh gede
Ri..” aku merintih, sambil kupeluk erat tubuh Ary. Kudengar pula rintihan Ary
sambil menurun-naikkan kontolnya di dalam vaginaku. “Oh.. oh.. agh.. Wita, enak
sekali apem Wita.. oh.. aagh..”
Dari cara permainannya, aku merasakan Ary belum
berpengalaman dalam hal seks dan kelihatannya baru pertama kali ia berbuat
begini.
Mungkin karena begitu
nafsunya kami berdua kurang lebih 10 menit menikmati hujaman kontol Ary, aku
sudah mau mencapai orgasme. “Oh.. agh.. aduh Ri.. cepatkan tusukannya Ri.. Wita
mau keluar.. oh…aagh..” Kurasakan Ary pun sudah mau orgasme. “Oh.. agh..
Mbak,
Ary juga mau keluar.. oh.. aaaghh..” Tak lama kemudian, berbarengan dengan
keluarnya spermaku, kurasakan semburan sperma yang keluar dari penis Ary yang
masih perjaka, keras dan berkali-kali memenuhi lubang vaginaku.
Kucabut kontolnya dari
vaginaku selanjutnya kugarap kontolnya dengan mulutku agar aku bisa menikmat
spermanya. Ingin aku merasakan sperma perjaka. wowwww … kukocok … kusedot lagi.
Spermanya makin muncrat dan kutelan bulat-bulat kontolnya hingga semprotan
spermanya masuk kerongkonganku … benar-benar nikmat. Selanjutnya kujilat
sisa-sisa sperma yang menempel di ujung batang kontolnya dan perutnya.
Kumainkan lidahku dan sesekali kumainkan tanganku agar spermanya keluar lagi.
Kontolnya masih keras sehingga aku bersemangat untuk mengulumnya. Sementara dia
makin menggelinjang kegelian tak karuan.
Kami berdua berpelukan
erat merasakan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kubisikkan di telinga Ary,
“Terima kasih Ri, Mbak puas sekali..” Ary pun berbisik, “Aduh Wita, baru
pertama kali ini Ary rasakan enaknya apem.. Wita puas kan..” tambahnya.
Kemudian, Ary mencabut
kontolnya dari dalam lubang vaginaku. Aku berusaha menahannya karena aku ingin
nambah lagi. Ary berbisik, “Besok-besok aja lagi, sekarang Ary harus keluar..
takut ada orang yang bangun..” Setelah mengecup kening dan pipiku, Ary permisi
keluar.
Kubisikkan di telinganya, “Hati-hati ya Ri.. jangan sampai ketahuan
orang lain..” Walaupun belum begitu puas, tapi hatiku bahagia bahwa Ary akan
mengisi kesepian dan memenuhi kebutuhan seksku selama suami di luar kota.
Setelah kejadian
pertama ini, hubungan seksku dengan anak pemilik kost ini terus berlanjut.
Sayangnya hal ini kami berdua lakukan di rumah, karena saat itu memang tidak
pernah terpikir untuk main di luar misalnya di Motel. Saking puasnya menikmati
permainan seks dari Ary, aku lupa akan jadwal kalender KB yang selama ini
kugunakan. Sedangkan setiap kali Ary menyetubuhiku, spermanya selalu
ditumpahkan di dalam vaginaku.
Aku sendiri memang
tidak menginginkan sperma Ary ditumpahkan di luar, karena justru merasakan
semburan dan kehangatan sperma Ary di dalam vaginaku, merupakan suatu
kenikmatan yang luar biasa. Akibatnya setelah beberapa kali melakukan hubungan,
aku sempat terlambat 6 hari datang bulan (mens).
Hal ini kuceritakan
kepada Ary, saat kami mengobrol berdua di paviliun. Khawatir benar-benar hamil,
kuminta Ary mengantarku ke dokter untuk memeriksakannya. Pada mulanya Ary tidak
setuju, dan ingin mempertahankan kehamilanku. Aku tidak setuju dan tetap ingin
menggugurkannya.
Keesokan paginya
dengan diantar Ary, aku memeriksakan diri ke suatu rumah sakit bagian
kandungan. Aku tidak sabar dan khawatir jika ternyata aku benar-benar hamil.
Hal ini kuutarakan kepada Ary dan kuminta ia membantu membelikan satu botol bir
hitam untukku. Keesokan harinya, Ary menyerahkan bir hitam itu kepadaku, dan
malamnya kuminum. Tiga
hari setelah minum bir hitam tersebut, mens-ku datang.
Setelah mens-ku
selesai sekitar 7 hari, aku dan Ary melanjutkan lagi hubungan seks seperti
biasanya. Praktis selama dua bulan ada 18 kali aku dan Ary berhasil melakukan
hubungan seks yang memuaskan dengan aman tanpa ketahuan keluarga di rumah.
Keinginan untuk melakukannya setiap hari sulit terlaksana, mengingat situasi
rumah yang tidak memungkinkan.
Dari sekian kali
hubungan seksku dengan Ary, seingatku ada tiga kali yang benar-benar sangat
memuaskan diriku. Selain kejadian yang pertama kali, hubungan seksku dengan Ary
yang sangat memuaskan adalah sewaktu kami berdua melakukan di suatu siang hari
dan saat malam takbiran. Kejadian di siang hari itu, yaitu saat aku selesai
mandi dan bersiap-siap berhias diri mau pergi ke kantor.
Tanpa sepengetahuanku,
saat aku memakai make-up, tiba-tiba Ary masuk kamarku yang tidak terkunci.
Setelah menutup pintu kembali dan menguncinya, dari belakang ia memelukku,
melepaskan handuk yang membungkus tubuhku, sehingga aku dalam posisi telanjang
bulat. Diciumnya pundak belakangku, sambil tangannya memainkan kedua
payudaraku, dan turun mempermainkan vaginaku.
Akibatnya, aku tak
tahan dan vaginaku cepat basah. Segera kubalikkan tubuhku dan kupeluk serta
kulumat bibir Ary dengan penuh nafsu. Kemudian kubuka reitsleting celananya dan
kutanggalkan celana panjang dan celana dalamnya. Kemudian aku jongkok di
hadapannya, sambil meremas, menjilati, dan mengulum lontongnya dalam mulutku.
Gaya bercinta wanita
di atas agresifSetelah kurasakan kontolnya semakin keras, kudorong tubuh Ary
duduk di tepi tempat tidur. Kemudian aku berdiri membelakanginya, dan setengah
jongkok kupegang dan kuarahkan kontolnya masuk ke dalam lubang kewanitaanku
yang sudah basah itu. Kuturun-naikkan dan kuputar pinggulku untuk merasakan nikmatnya
kontolnya Ary yang telah masuk seluruhnya dalam lubang vaginaku.
Sambil bergoyang itu,
aku merintih dan berdesah, “Oooh.. aaaghh..” Ary tak mau ketinggalan, ia
membantu menurun-naikkan pinggulku dan kadang-kadang meremas-remas kedua buah
dadaku. Kurang lebih tiga menit dengan posisi ini, terasa aku sudah mau
orgasme. Kupercepat gerakan turun naik dan goyangan pinggulku, dan saat itu Ary
merintih,
“Oh.. oh.. Wita, Ary mau keluar.. oh..”
Akhirnya berbarengan
dengan keluarnya spermaku, kurasakan kontol Ary menyemprotkan spermanya dengan
keras memenuhi lubang vaginaku. Tubuhku terasa terbang merasakan semprotan yang
hangat dan nikmat itu. Kemudian kukeluarkan kontolAry dari lubang vaginaku.
Kulihat masih cukup keras. Dengan penuh nafsu kujilati, kuhisap kontol Ary yang
masih basah diselimuti campuran sperma kami berdua.
Gaya bercinta
nunggingTak berapa lama kemudian kontol Ary kembali keras. Kemudian kuminta Ary
menyetubuhiku dari belakang. Dengan menopangkan kedua tanganku di atas meja
hias dan posisi menungging, kusuruh Ary memasukkan batang kontolnya ke dalam
lubang vaginaku dari belakang. Betapa nikmatnya kurasakan kontol Ary menghunjam
masuk ke dalam lubang vaginaku, kemudian sambil meremas-remas kedua buah
dadaku, Ary mempercepat tusukan kontolnya.
Dari cermin yang
berada di hadapanku, kulihat gerakan dan ekspresi wajah Ary yang sedang
mempermainkan lontongnya di dalam lubang vaginaku. Situasi ini menambah naiknya
birahiku. Kurang lebih tiga menit merasakan tusukan-tusukan kontolnya, aku tak
tahan ingin orgasme lagi. Aku merintih, “Aduh.. oh.. agh.. Ri, tembus Ri..
aagh.. Wita mau keluar lagi, cepatkan Ri.. oh.. aaghhh..” Ternyata Ary pun mau
keluar. Ia pun merintih, “Oh.. augh.. Wita, Ary juga mau keluar.. aduh.. Wita..
bareng ya.. oh..” Beberapa saat kemudian, secara bersamaan aku dan Ary mencapai
orgasme. Kurasakan kembali semprotan sperma Ary yang hangat dan nikmat lubang
vaginaku.
Setelah itu, kami
berdua berpelukan dengan mesra. Aku berkata, “Nakal ya..” Ary mencium pipi dan
keningku kemudian pamit keluar. Kemudian aku pun keluar ke kamar mandi untuk
membasuh vaginaku. Jam 14:00, jemputan mobil dari kantorku datang. Malamnya
sesuai janji via telepon, kembali Ary masuk ke kamarku dan menyetubuhiku secara
terburu-buru, karena khawatir ada yang memergoki. Walau dalam keadaan
terburu-buru, persetubuhanku dengan Ary yang dilakukan setiap dini hari itu,
cukup memuaskan, karena paling tidak setiap bersetubuh itu aku bisa orgasme
minimal satu kali dan merasakan semprotan sperma Ary di dalam vaginaku.
Selanjutnya,
persetubuhanku dengan Ary yang benar-benar memuaskan dan menyebabkan aku lemas
tak berdaya adalah saat malam takbiran. Ary mulai menggerayangi vaginaku dengan
jari-jari tangannya sambil melumat bibirku. Aku menggelinjang dan merintih,
“Oh.. Ri.. enak sekali.. Ri.. oh terus Ri..” Aku tak mau kalah dan
kuremas-remas kontolnya dari luar celana yang membuat semakin keras. Kemudian
kusuruh Ary berdiri, kubuka reitsleting celana panjangnya dan sekaligus celana
dalamnya. Kulihat dan rasakan kontol Ary lebih keras dan besar dari biasanya.
“Aduh.. wow.. kok
lebih keras dan besar Ri kontolnya?” Ary berterus terang bahwa sorenya ia minum
jamu kuat laki-laki sebagai persiapan untuk memuaskan diriku. Kuhisap, kujilati
dan kukulum kontolny dengan penuh nafsu. Karena tak tahan lagi, kudorong tubuh
Ary duduk di sofa. Aku duduk di atas pangkuannya. Kemudian kupegang dan arahkan
kontolnya ke dalam vaginaku. “Wow.. aduh Ri.. gede banget dan enak Ri,
kontolmu.. aduh.. oohh..” aku mengerang.
Sambil kulumat
bibirnya, kunaik-turunkan pinggulku agar dapat merasakan gerakan, tusukan dan
denyutan kontol Ary. Sekitar dua menit kugoyang, akhirnya aku mencapai orgasme
karena tak tahan merasakan kontol Ary yang lebih keras dan besar dari biasanya.
Kemudian kami berdua merubah posisi dengan doggy style. Kurang lebih tiga
menit, lagi-lagi aku tidak tahan dan orgasme untuk yang kedua kalinya.
Bercinta sambil
berdiriSetelah beristirahat sebentar, kami berdua merubah posisi dengan
berdiri. Kali ini aku ajak dia bercinta di kamar mandi. Kusandarkan di dinding
selanjunya kugarap dia sambil berdiri. KOntolAry masih keras dan ia belum
keluar sama sekali. Lagi-lagi, mungkin karena pengaruh bir dan nafsu yang
menggebu, aku mencapai orgasme yang ketiga kalinya.
Dengan masih
mempertahankan kontolnya yang keras dan panjang di dalam vaginaku, Ary
menggendongku masuk ke kamar tidurku. Direbahkan tubuhku di kasur di atas
lantai yang sudah kusiapkan. Masih kurasakan nikmatnyan dan orgasmeku yang
keempat kalinya saat Ary menyetubuhiku dengan posisi di atas. Setelah itu aku
tak ingat lagi dan menyerah pasrah menerima tusukan-tusukan kontol Ary.
Mungkin lebih dari 10
kali aku mencapai orgasme, dan aku tak tahu berapa kali Ary keluar. Saat
terbangun kira-kira jam 5 pagi, terasa kepuasan yang amat sangat pada diriku
walau kakiku rasanya gontai dan lemas. Kurasakan juga kehangatan sperma Ary
yang masih ada di dalam vaginaku.
Ternyata
perselingkuhan tidak selalu merusak keharmonisan rumah tangga. Mungkin ada
benarnya jika orang menerjemahkan arti kata ‘selingkuh’ sebagai ‘selingan indah
keluarga utuh’. Setelah itu aku harus kembali ke kota asalku yang pasti aku
bisa menghubungi dia jika aku butuh seks dan rindu kontolnya.
Baca juga :
No comments:
Post a Comment